Setop Paksa Anak Berhenti Menangis, Bisa Berdampak Buruk

Rindi Salsabilla, CNBC Indonesia
08 November 2022 16:40
Ilustrasi anak sedih (Freepik)
Foto: Ilustrasi anak sedih (Freepik)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bila anak mulai menangis, sebagian besar orang tua akan memaksa mereka untuk berhenti. Bahkan, bila anak mulai semakin menjadi-jadi, tanpa sadar orang tua bisa sampai membentak agar mereka segera berhenti menangis.


Bahkan, tak jarang kalimat, seperti "Jangan nangis!" atau "Masa begitu saja nangis, sih?" pun sering dilontarkan kepada anak. Padahal, menurut psikolog, Tika Bisono, anak yang menangis bukan berarti cengeng, tetapi bisa menjadi bentuk mengekspresikan rasa takut, khawatir, lapar, atau tidak nyaman dengan lingkungan sekitar.


"Bagi anak kecil, menangis adalah alat komunikasi karena (kemampuan komunikasi) verbalnya belum baik dan kemampuan mengutarakan pikirannya juga belum baik," sebut Tika ketika dihubungi CNBC Indonesia, Senin (7/11/2022).


Bila dipaksa untuk tidak menangis, hal tersebut bisa berdampak buruk bagi perkembangan anak ke depannya. Sebab, menurut Tika, menangis adalah salah satu bentuk emosi alami yang harus diungkapkan oleh manusia, termasuk anak kecil. Bila pengekspresiannya dibatasi, dikhawatirkan pertumbuhan fungsi emosinya akan terganggu.


"Bila dipaksa untuk tidak menangis, berarti melawan nature dari manusia," tegasnya.


Tika menjelaskan, otak manusia memiliki bagian yang bernama Amigdala. Amigdala adalah anatomi otak yang berhubungan dengan proses emosi, perilaku, dan memori. Ia menyebutkan, Amigdala harus dilatih fungsinya sejak usia dini agar perkembangannya sehat.


"Amigdala itu pusat dari emosi. Nah, pusat dari emosi itu tentunya harus sehat berkembangnya dan (harus) dilatih sejak usia dini. Selain belajar sifat emosinya, belajar (mengenali) porsi beremosinya," jelas Tika.


Berkaitan dengan hal tersebut, orang tua atau pengasuh harus memberikan anak waktu untuk menangis dengan membiarkannya. Hal itu perlu dilakukan sebagai bentuk validasi perasaan alami mereka sebagai manusia. Bila perasaannya jarang divalidasi, anak berpotensi mengalami trauma, memiliki masalah kelainan emosional, dan memiliki gangguan sejumlah hormon yang berfungsi untuk mengatur emosi.


Lantas, apakah yang harus dilakukan orang tua atau pengasuh bila anak mulai menangis?


Menurut Tika, salah satu cara yang bisa dilakukan bila anak menangis adalah mengalihkan perhatiannya. Tentu hal tersebut harus dilakukan saat anak selesai menangis. Selain mengalihkan perhatian, tanyakan pada anak terkait alasan mengapa mereka menangis dengan penuh perhatian dan berikan pemahaman. Dengan demikian, anak pun akan terlatih untuk berpikir secara rasional.


"Berikan empati terhadap apa yang anak rasakan. Terlebih, anak menangis sering kali dituduh manja, padahal itu anggapan yang salah," ujar Tika mengimbau orang tua atau pengasuh untuk selalu memosisikan diri sebagai anak.


Selain itu, penting bagi orang tua untuk selalu merespon dan memahami keinginan anak, memberikan pengertian terkait kondisi yang terjadi bila keinginan anak tidak dapat terpenuhi, dan memberikan opsi yang terukur dan rasional untuk anak bila ada suatu permintaan.


(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ayah Bunda, Hindari 4 Ucapan Ini Kalau Mau Anak Sukses

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular