Mau Masa Depan Anak Sukses dan Bahagia? Ini Rahasianya

Linda Hasibuan, CNBC Indonesia
08 September 2022 11:50
Ilustrasi Keluarga (Photo by Elina Fairytale from Pexels)
Foto: Ilustrasi (Photo by Elina Fairytale from Pexels)

Jakarta, CNBC Indonesia - Melihat anak tumbuh menjadi orang dewasa dengan kepribadian yang baik dan sukses tentu menjadi keinginan setiap orang tua.

Siapa sangka, kebahagiaan saat masa kanak-kanak ternyata memiliki pengaruh positif terhadap tumbuh kembang kognitif (proses belajar), nilai diri, social skill saat dewasa. Anak yang bahagia sejak kecil memiliki peluang lebih besar untuk menjadi individu yang sukses dan bahagia.

Berikut adalah beberapa rahasia mendidik anak agar sukses di masa depan:

1. Tidak pernah menganggap hobi anak sebagai buang-buang waktu

Margot Machol Bisnow, penulis 'Raising an Entrepreneur: How to Help Your Children Achieve Their Dreams' mengatakan bahwa orang tua dari anak-anak yang sukses tidak pernah menganggap hobi sebagai buang-buang waktu. Para orang tua sadar hobi seperti olahraga, video game, debat, bermain musik, hingga mengamati burung dapat membuat anak aktif secara mental.

Salah satu contohnya adalah Radha Agrawal. Ia pendiri Daybreaker, sebuah kampanye menari global dengan lebih dari 500.000 anggota komunitas di 30 kota di seluruh dunia. Sebelumnya, dia adalah CEO Super Sprowtz, sebuah gerakan hiburan anak-anak yang berfokus pada makan sehat.

Saat tumbuh dewasa, Agrawal senang bermain sepak bola dan hobinya didukung orang tua sejak berusia lima tahun. Meskipun karirnya hari ini tidak ada hubungannya dengan sepak bola, Radha mengatakan dia mengembangkan banyak hal positif dari olahraga.

2. Tidak pernah mengatur semua keputusan untuk anak

Orang tua acapkali membuat keputusan untuk anak-anak. Namun, Anda sebaiknya menahan godaan itu jika ingin anak sukses.

Contohnya adalah Ellen Gustafson, pendiri FEED Projects yang menyediakan makanan di sekolah untuk anak-anak yang aktif diundang sebagai pembicara untuk isu-isu inovasi sosial. Ibunya, Maura, mengatakan telah mendorong Ellen untuk mandiri dan mengambil keputusan untuk dirinya sendiri. Ia selalu mendorong Ellen untuk percaya diri sendiri, sambil tetap membimbing keputusan yang harus diambil.

"Sebagai orang tua, Anda bisa melihat apa kelebihan mereka," katanya "Tapi Anda harus membiarkan mereka mengetahuinya. Cara terbaik untuk melakukannya adalah dengan mengajukan pertanyaan seperti, 'Pilihan apa yang menurut kamu akan lebih bermanfaat di masa depan?"

3. Tidak pernah mengutamakan uang atau gelar bergaji tinggi

Bisnow tidak menentang mereka yang mengejar gelar akademis dan profesional. Ia dan suaminya sama-sama memiliki gelar sarjana, dan gelar itu bermanfaat bagi kehidupannya.

Namun, gelar bisa jadi sebuah pemborosan waktu dan uang jika tidak sesuai dengan minat anak.

"Seseorang yang mencintai sesuatu dan selalu bekerja keras akan menemukan cara untuk mengubahnya menjadi mata pencaharian, bahkan tanpa gelar di bidang itu," kata Bisnow.

4. Tidak pernah mengabaikan literasi keuangan

Terakhir adalah orang tua yang dapat mengajarkan literasi keuangan kepada anak mereka. Salah satu contohnya adalah Joel Holland, yang menjual setengah dari perusahaan pertamanya, Storyblocks, seharga US$10 juta pada tahun 2012. Dia memperoleh etos kerja yang kuat pada usia dini karena mendapat literasi keuangan dari orang tuanya sejak kecil.

"Di sekolah dasar, semua orang memiliki sepatu roda, tetapi orang tua saya tidak akan membelinya untuk saya. Mereka mengatakan kepada saya, 'Kalau kamu mau beli itu, kamu harus menabung'. Kalimat itu membuat saya marah pada saat itu, tetapi pada akhornya benar-benar membuat saya menghargai nilai uang," kata Holland.

Orang tuanya juga tidak membiayai kuliahnya. Joel menjalani pendidikan di Babson College dengan pinjaman mahasiswa dan dari uang yang dihasilkan dari bekerja.


(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ayah Bunda, Hindari 4 Ucapan Ini Kalau Mau Anak Sukses

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular