3 Zat Kimia Berbahaya Ditemukan di Sampel Obat Pasien Balita

Rindi Salsabilla, CNBC Indonesia
20 October 2022 14:52
Sedikitnya 66 anak di Gambia, Afrika Barat, meninggal usai mengonsumsi obat batuk sirup mengandung paracetamol. Karena insiden ini, pemerintah setempat telah menarik penjualan obat-obat tersebut. (AFP via Getty Images/MILAN BERCKMANS)
Foto: Sedikitnya 66 anak di Gambia, Afrika Barat, meninggal usai mengonsumsi obat batuk sirup mengandung paracetamol. Karena insiden ini, pemerintah setempat telah menarik penjualan obat-obat tersebut. (AFP via Getty Images/MILAN BERCKMANS)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin memaparkan temuan senyawa atau zat kimia berbahaya dalam riwayat obat yang dikonsumsi pasien gagal ginjal akut progresif atipikal yang saat ini menyerang anak-anak di Indonesia.

Budi mengungkapkan bahwa tiga senyawa itu adalah ethylene glycol (EG), diethylene glycol (DEG), dan ethylene glycol butyl ether alias etilonĀ glikolĀ butil ether (EGBE).

"Beberapa jenis obat sirup yang digunakan oleh pasien balita yang terkena Acute Kidney Injury (AKI) (yang kita ambil dari rumah pasien), terbukti memiliki EG, DEG, EGBE yang seharusnya tidak ada atau sangat sedikit kadarnya," jelas Budi dalam keterangan tertulis yang diterima CNBC Indonesia, Kamis (20/10/2022).

Budi menyebutkan, ketiga zat kimia tersebut merupakan impuritas dari zat kimia 'tidak berbahaya', yaitu polyethylene glycol yang sering digunakan sebagai solubility enhancer atau zat pelarut tambahan pada sebagian besar obat-obatan jenis sirop.

Maka dari itu, sembari menunggu Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) melakukan finalisasi hasil penelitian kuantitatif, Menkes melarang peredaran serta penggunaan obat-obatan dalam bentuk cair atau sirop.

"Kemenkes mengambil posisi konservatif dengan sementara melarang penggunaan obat-obatan sirop. Mengingat balita yang teridentifikasi KAI sudah mencapai 70-an per bulan, realitasnya pasti lebih banyak dari ini, dengan kematian mendekati 50 persen," tegas Budi.

Kasus gagal ginjal akut misterius yang menyerang anak-anak usia 6 bulan hingga 18 tahun mengalami peningkatan signifikan dalam dua bulan terakhir, terutama pada akhir Agustus 2022. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah menerima 206 laporan kasus dengan 99 laporan kematian hingga Selasa (18/10/2022). Laporan tersebut dihimpun dari 20 provinsi di Indonesia.


(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Obat Sirup Dilarang, Ini Saran IDAI untuk Redakan Demam Anak

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular