Studi Terbaru: Vaksin Covid Bisa Ganggu Siklus Menstruasi

haa, CNBC Indonesia
Minggu, 09/10/2022 16:30 WIB
Foto: Tenaga kesehatan menyuntikan vaksin COVID-19 kepeda warga saat pelaksanaan vaksinasi massal di Kota Kasablanka, Jakarta, Senin (18/7/2022). Pemprov DKI Jakarta memberlakukan syarat vaksinasi booster untuk masyarakat yang beraktivitas di fasilitas umum seperti sektor perkantoran, mal hingga tempat pariwisata di Jakarta. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Gejala yang ditimbulkan dari vaksin Covid-19 berbeda-beda pada beberapa orang. Ada yang mengalami sakit kepala atau sakit lengan setelah divaksinasi.

Bahkan, mungkin ada pula yang mengalami mual atau pembengkakan kelenjar getah bening. Saat ini, semakin banyak penelitian menunjukkan potensi efek samping lain dari vaksin Covid-19 pada perubahan siklus menstruasi.


Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan pada minggu lalu (4/10/2022) di BMJ Medicine, para peneliti melaporkan bahwa rata-rata, wanita yang divaksinasi mengalami keterlambatan satu hari dalam periode menstruasi mereka dibandingkan dengan mereka yang tidak divaksinasi.

"Tetapi seperti efek samping vaksin lainnya, perubahan ini bersifat sementara. Satu siklus setelah vaksinasi, periode orang cenderung kembali normal," tulis penelitian tersebut seperti dilansir oleh CNA.

Penelitian ini memperluas temuan tim sebelumnya serta laporan anekdotal dari orang-orang yang melihat periode menstruasi yang tidak menentu setelah menerima vaksin. Temuan ini mencakup data dari hampir 20.000 orang di seluruh dunia - 14.936 di antaranya divaksinasi dan 4.686 tidak divaksin.

"Menstruasi sangat kurang dipelajari, yang meresahkan mengingat itu adalah indikator kunci kesuburan dan kesehatan secara keseluruhan," kata Dr Alison Edelman, Profesor Kebidanan dan Ginekologi di Oregon Health & Science University School of Medicine dan penulis utama makalah tersebut.

"Kami berharap temuan kami lebih memvalidasi apa yang dilaporkan oleh banyak orang, dan memungkinkan profesional perawatan kesehatan untuk memberikan perawatan dan rekomendasi klinis yang lebih baik kepada pasien."

Seperti diketahui, menurutnya, normal untuk mengalami beberapa tingkat variasi dalam siklus menstruasi. Pasalnya, Hormon yang mengatur siklus bulanan wanita dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk stres, penurunan atau penambahan berat badan, pembatasan kalori, dan olahraga yang intens.

Akibatnya, jumlah hari Anda berdarah, panjang siklus Anda, dan beratnya aliran menstruasi dapat berfluktuasi. Menurut International Federation of Gynecology and Obstetrics, perubahan panjang siklus yang kurang dari delapan hari berada dalam kisaran normal.

Ketika Dr Edelman dan timnya menganalisis data peserta studi dari tiga siklus menstruasi berturut-turut sebelum vaksinasi dan setidaknya satu siklus setelahnya, mereka menemukan bahwa siklus orang meningkat 0,71 hari setelah dosis pertama dan 0,56 hari setelah dosis kedua.

Individu yang menerima kedua suntikan dalam siklus menstruasi yang sama mengalami perubahan yang lebih besar, yakni menstruasi mereka, rata-rata, hampir empat hari terlambat.

Dalam subkelompok ini, 100 orang melihat penundaan delapan hari atau lebih.

"Karena siklus menstruasi kembali ke awal satu bulan setelah vaksinasi, perubahan ini tidak mungkin berdampak pada kesuburan saat ini atau di masa depan," kata Dr Jennifer Kawwass, Ahli Endokrinologi Reproduksi di Emory University, yang tidak terlibat dalam penelitian ini.

Adapun, belum jelas persisnya bagaimana vaksin Covid-19 mendorong perubahan ini. Kemungkinan besar ada beberapa dugaan yang terkait antara sistem kekebalan dan bagian lain dari tubuh yang membantu melindungi terhadap patogen luar, termasuk sistem reproduksi.


(haa/haa)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Ribuan Warga Iran Hadiri Pemakaman Para Komandan Militer