Maaf Joe Biden, Ahli Kesehatan Sebut Pandemi Belum Selesai

Linda Hasibuan, CNBC Indonesia
21 September 2022 18:30
Pandemi Covid-19 di Amerika Serikat. (AP Photo)
Foto: Pandemi Covid-19 di Amerika Serikat. (AP Photo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Amerika Serikat Joe Biden belum lama ini mengungkapkan bahwa pandemi Covid-19 telah berakhir. Meskipun data-data kesehatan di Amerika Serikat menunjukkan bahwa negara itu masih bergulat dengan infeksi virus corona yang membunuh ratusan orang setiap hari.

"Pandemi sudah berakhir. Kami masih memiliki masalah dengan COVID. Kami masih melakukan banyak pekerjaan untuk itu. Tapi pandemi sudah berakhir," kata Biden, selama wawancara dengan program 60 Minutes CBS.

Pernyataan Biden itu membuat pakar kesehatan masyarakat AS, dan bahkan beberapa pejabat administrasi ikut merespons. Dengan angka kematian yang terus terjadi di AS, tak sedikit yang melayangkan kritik pada Biden.

Mengutip laporan Time, dokter penyakit menular Boghuma Titanji dari Emory University di Atlanta, Amerika Serikat mengatakan bahwa akhir pandemi tidak ditentukan semata-mata oleh sains atau data kesehatan masyarakat, tetapi melibatkan pertimbangan sosial dan politik. Dengan definisi ini, akan sangat sulit untuk menyimpulkan bahwa pandemi COVID-19 telah berakhir.

Sementara itu, pejabat pemerintah mengatakan bahwa komentar Biden soal akhir pendemi itu tidak menandakan perubahan kebijakan dan tidak ada rencana untuk mencabut darurat kesehatan masyarakat Covid-19 yang sedang berlangsung.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) masih mengkategorikan COVID-19 sebagai pandemi, meskipun Direktur Jenderalnya, Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengatakan bahwa akhir pandemi sudah di depan mata. Sebab, ia mencatat bahwa kematian harian di seluruh dunia sudah berada pada level terendah sejak pandemi dimulai.

Hingga saat ini, lebih dari 1 juta orang Amerika telah meninggal karena Covid-19. Data dari Universitas Johns Hopkins menunjukkan bahwa rata-rata per hari angka kematian saat ini mencapai lebih dari 400, dengan lebih dari 3.000 kematian dalam seminggu terakhir.


(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Akhir Pandemi COVID di Depan Mata, Masih Perlu Pakai Masker?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular