Gaji Kecil Bikin Otak Cepat Tua? Begini Kata Ahli

Linda Hasibuan, CNBC Indonesia
25 August 2022 12:25
Bukan Jenius! Kebiasaan Ini Justru Merusak Otak, Anda Sering?
Foto: Ilustrasi/ Ilham Restu

Jakarta, CNBC Indonesia - Pekerjaan dengan gaji yang tinggi dan minim tekanan merupakan mimpi banyak orang. Namun, pada kenyataannya tidak banyak orang yang bisa mendapatkan hal tersebut. Justru, seringkali karyawan hanya mendapat gaji pas-pasan dengan beban pekerjaan yang tinggi.

Masalah tersebut tentu menyakitkan. Apalagi kalau memiliki rekan kerja yang sulit diajak kerjasama. Rasanya, pekerjaan terasa semakin berat. 

Studi terbaru menunjukkan bahwa gaji kecil ternyata berdampak negatif untuk kesehatan otak dan memicu demensia. Studi yang diterbitkan bulan Juli ini dalam jurnal PLoS One mengamati sel-sel darah yang disebut leukosit, sekelompok sel penting untuk fungsi kekebalan tubuh dan subyek umum dari percobaan telomer.

Hasilnya, para peneliti menemukan bahwa pekerja yang mengalami kelelahan mental yang parah dan stres karena pekerjaan memiliki telomer leukosit yang lebih pendek daripada pekerja yang tidak lelah karena stres.

Mereka yang mengalami stres karena pekerjaan cenderung memiliki telomer-telomer yang lebih pendek. Telomer ini terletak di ujung kromosom yang berfungsi untuk memastikan bahwa instruksi genetik yang dibawa oleh gen dapat diterjemahkan dengan baik sehingga sel-sel mendapatkan pesan yang tepat.

Telomer dapat memendek seiring bertambahnya usia, paparan bahan kimia dan oksidasi. Ketika telomer mencapai titik kritis paling pendeknya, sel akan mengalami proses yang disebut apoptosis yang menyebabkan pikun.

Pemendekan telomer juga telah dikaitkan dengan penyakit parkinson, diabetes tipe 2, penyakit jantung dan kanker. Singkatnya, pekerjaan yang terus-menerus menghadapkan diri Anda terhadap stres bisa membuat Anda tua sebelum waktunya.

"Saya pikir hasil penelitian ini harus menjadi pertimbangan terhadap undang-undang yang mengatur pekerjan terkait bahayanya bagi kesehatan pekerja. Stres kerja kronis dapat menjadi risiko kesehatan yang serius dan harus dicegah sebelum terlambat," kata Kirsi Ahola dari Finnish Institute of Occupational Health seperti dikutip MSN.

Sejumlah penyebab stres lain kecuali pekerjaan, seperti masalah perkawinan, kemiskinan, pengalaman anak usia dini, genetik dan perilaku kesehatan seperti merokok dan diet juga mempengaruhi panjang telomer. Pria cenderung memiliki telomer yang lebih pendek daripada wanita.

 


(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tembus Rp180 Juta, Ini 30 Pekerjaan Bergaji Tinggi di Jakarta

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular