Bedak Bayi Ini Diduga Terkontaminasi Asbes, Bisa Picu Kanker
Jakarta, CNBC Indonesia - Baru-baru ini, sebuah perusahaan konsumer global Johnson & Johnson (J&J) menyatakan bakal berhenti menjual bedak bayi mereka secara global per 2023. Produk yang berhenti diproduksi adalah khusus bedak bayi berbahan dasar talc karena diduga terkontaminasi asbes yang bisa menyebabkan kanker. Sebagai gantinya, mereka akan menjual bedak bayi berbahan cornstarch.
"Sebagai bagian dari penilaian portofolio di seluruh dunia, kami telah membuat keputusan komersial untuk beralih ke portofolio bedak bayi berbasis cornstarch," kata perwakilan perusahaan, seraya menambahkan bahwa bedak bayi berbasis cornstarch sudah dijual di negara-negara di seluruh dunia dan dinyatakan aman.
Namun, keputusan ini baru diambil Johnson & Johnson lebih dari dua tahun sejak perusahaan itu mendapat ribuan gugatan dari konsumen dan penyintas kanker, yang mengklaim produk mereka memicu kanker lantaran adanya kontaminasi asbes dan karsinogen. Namun, J&J membantah klaim tersebut dengan menunjukkan uji ilmiah produk bayi mereka selama beberapa dekade dinyatakan aman.
Produsen mengulangi pernyataan serupa di hari Kamis (11/8) saat mengumumkan diberhentikannya produksi bedak bayi J&J.
Menurut laporan Reuters pada 2018, J&J mengetahui selama beberapa dekade bahwa asbes, karsinogen, ada dalam produk bedaknya. Catatan internal perusahaan, kesaksian persidangan, dan bukti lain menunjukkan bahwa setidaknya dari tahun 1971 hingga awal 2000-an, bedak mentah dan bubuk jadi J&J terkadang diuji positif mengandung asbes dalam jumlah kecil.
Meski sudah ada bukti-bukti tersebut, J&J kembali mengatakan produk bedaknya aman dan tidak menyebabkan kanker.
"Kami berdiri teguh memegang analisis ilmiah independen selama puluhan tahun oleh para ahli medis di seluruh dunia yang menegaskan bedak bayi Johnson yang berbasis talc, tidak mengandung asbes, dan tidak menyebabkan kanker," katanya.
Talc sendiri merupakan zat yang ditambang dari bumi dan ditemukan di lapisan yang dekat dengan asbes. Ini merupakan bahan yang diketahui menyebabkan kanker.
(hsy/hsy)