Kenali Gejala Virus Langya yang Diduga Berasal dari Tikus

Jakarta, CNBC Indonesia - Langya henipavirus, atau virus Langya, telah ditemukan di China. Virus Langya sendiri merupakan penyakit zoonosis, yang artinya bisa ditularkan dari hewan ke manusia.
Puluhan orang di China dilaporkan telah terjangkiti virus tersebut. Para pasien, yang kebanyakan berprofesi sebagai petani, melaporkan gejala berupa kelelahan, batuk, kehilangan nafsu makan dan nyeri, dengan beberapa kelainan sel darah dan tanda-tanda kerusakan hati dan ginjal.
Sejauh ini, para ahli tidak menemukan bukti penularan dari manusia ke manusia. Pasien yang diteliti tampaknya tidak menyebarkan virus ke kontak dekat, juga tidak memiliki riwayat paparan umum.
Berdasarkan studi awal, para peneliti menemukan dugaan bahwa virus ini berasal dari tikus. Wakil Direktur Jenderal Pusat Pengendalian Penyakit (CDC) Taiwan, Chuang Jen-hsiang mengungkapkan, berdasarkan hasil tes pada 25 spesies hewan liar ditemukan bahwa tikus mungkin merupakan reservoir alami dari Langya henipavirus, karena virus itu ditemukan di 27 persen subjek tikus.
Selain tikus, mengutip laporan Taipei Times, hewan lain yang juga positif virus Langya adalah kambing (2 persen) dan anjing (5 persen).
Virus Langya memiliki angka kematian mulai dari 40 hingga 75 persen menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Angka tersebut lebih tinggi dibanding risiko kematian akibat COVID-19.
Saat ini tidak ada vaksin untuk henipavirus. Satu-satunya pengobatan yang dapat diberikan oleh dokter dan profesional medis adalah perawatan suportif untuk berbagai gejala.
[Gambas:Video CNBC]
Ciri Kolesterol Tinggi Terlihat Jelas dari Kaki, Sudah Cek?
(hsy/hsy)