Jadi Darurat Kesehatan Global, Ini 8 Fakta Cacar Monyet

Linda Hasibuan, CNBC Indonesia
Selasa, 26/07/2022 11:25 WIB
Foto: Pusat Pengendalian Penyakit meneliti virus MonkeyPox di lapangan. (via Getty Im/The Washington Post)

Jakarta, CNBC Indonesia - Organisasi kesehatan dunia (WHO) menetapkan wabah cacar monyet (monkeypox) sebagai keadaan darurat kesehatan global.

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, status kewaspadaan WHO terhadap wabah cacar monyet telah naik ke level tertinggi. Dengan ditetapkannya cacar monyet sebagai keadaan darurat, ini artinya WHO sekarang memandang wabah itu sebagai ancaman yang cukup signifikan bagi kesehatan global. Sehingga respons internasional yang terkoordinasi diperlukan untuk mencegah virus menyebar lebih jauh dan berpotensi meningkat menjadi pandemi.

Lantas apa sebenarnya penyakit cacar monyet dan kenapa ini jadi ancaman kesehatan baru? Berikut adalah fakta-faktanya, mengutip dari berbagai sumber:


1. Awalnya penyakit endemik di Afrika

Cacar monyet adalah penyakit zoonosis virus yang terjadi terutama di daerah hutan hujan tropis di Afrika tengah dan barat. Namun, cacar monyet kini tak lagi menjadi penyakit endemik di kawasan tersebut. Dalam beberapa bulan terakhir, cacar monyet menyebar dengan cepat di lebih dari 40 negara di luar Afrika. Ini merupakan kejadian yang tidak biasa.

WHO juga mengatakan telah menghapus perbedaan antara negara-negara endemik dan non-endemik untuk penyakit cacar monyet demi menghindari stigma dan rasisme.

2. Merupakan penyakit langka

Cacar monyet merupakan penyakit langka yang dipicu oleh virus monkeypox. Penyakit ini biasanya dimulai dengan gejala yang mirip dengan flu, termasuk demam, sakit kepala, nyeri otot, kedinginan, kelelahan, dan pembengkakan kelenjar getah bening. Gejala tersebut kemudian berkembang menjadi ruam menyakitkan yang dapat menyebar ke seluruh tubuh.

Namun, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat melaporkan beberapa kasus cacar monyet baru-baru ini di AS telah menyimpang dari pola umum. Di beberapa pasien, ruam menyebabkan nyeri pada anus dan rektum, peradangan yang menyakitkan pada lapisan rektum (proctitis), dan sensasi harus buang air besar saat usus kosong (tenesmus).

3. Diduga berasal dari bangkai kera dan tikus

Kepala divisi kesehatan Sankuru di Kongo, Dr Aime Alongo, mengatakan bertahannya penyakit cacar monyet di Kongo adalah karena masyarakatnya doyan mengonsumsi kera dan tikus mati.

"Warga masuk ke hutan, mengambil bangkai kera, kelelawar, dan tikus yang menjadi reservoir cacar monyet," kata pejabat tersebut, dikutip dari Washington Post.

4. Bisa ditularkan lewat benda mati

CDC AS mengungkap bahwa cacar monyet dapat menular lewat benda mati yang terkontaminasi virus, seperti handuk dan seprai.

Cacar monyet dapat menyebar ke siapa saja melalui kontak dekat, pribadi, sering kali dari kulit ke kulit termasuk kontak langsung dengan ruam cacar monyet, luka, atau koreng.

Ini juga dapat ditularkan melalui kontak dengan benda, kain (pakaian, tempat tidur, atau handuk), dan permukaan yang pernah digunakan oleh penderita cacar monyet; dan melalui percikan pernapasan atau cairan mulut dari orang yang terkena cacar monyet.

5. Bukan penyakit menular seksual

WHO menegaskan bahwa cacar monyet bukan penyakit menular seksual. Meski demikian, penyakit ini bisa ditularkan saat berhubungan seksual, seperti:

- Seks oral, anal, dan vagina atau menyentuh alat kelamin atau anus orang yang terkena cacar monyet
- Memeluk, memijat, mencium, atau berbicara dari jarak sangat dekat
- Menyentuh kain dan benda saat berhubungan seks yang digunakan oleh penderita cacar monyet, seperti tempat tidur, handuk, dan mainan seks.

6. Banyak menjangkiti kelompok gay

Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam New England Journal of Medicine mengungkap bahwa 95 persen kasus cacar monyet (monkeypox) ditularkan melalui aktivitas seksual, terutama di kelompok gay.

Mengutip laman AFP, penelitian ini dipimpin oleh sejumlah ahli di Queen Mary University of London, Inggris. Para ahli telah mengamati 528 kasus infeksi yang dikonfirmasi di 16 negara, antara 27 April dan 24 Juni 2022.

"Studi kami menunjukkan bahwa sebagian besar penularan sejauh ini terkait dengan aktivitas seksual, terutama di antara pria yang berhubungan seks dengan pria," kata ketua tim peneliti, John Thornhill, dalam sebuah pernyataan.

Secara keseluruhan, 98 persen orang yang terinfeksi cacar monyet adalah laki-laki gay atau biseksual, 41 persen memiliki HIV, dan usia rata-ratanya 38 tahun.

7. Penyakit mematikan yang bisa sembuh sendiri

WHO menyatakan bahwa cacar monyet pertama kali diidentifikasi di manusia pada tahun 1970. Secara historis, rasio kasus kematian berkisar dari 0-11% pada populasi umum, dan lebih tinggi di antara anak-anak.

Kabar baiknya, cacar monyet biasanya sembuh sendiri dengan gejala yang berlangsung selama 2 hingga 4 minggu.

8. Bisa dicegah dengan vaksin

Meski begitu, penyakit ini rupanya dapat dicegah dengan vaksin. AS memiliki dua vaksin pencegahan dan dua perawatan antivirus yang dapat digunakan untuk Orthopox, kelompok virus yang menaungi jenis virus monkeypox penyebab cacar monyet.

Vaksin dengan nama dagang Jynneos telah disetujui untuk pencegahan penyakit cacar monyet. Vaksin tersebut dapat diberikan kepada orang dewasa berusia 18 tahun ke atas.


(hsy/hsy)
Saksikan video di bawah ini:

Video: BLACKPINK Comeback! Lagu Baru Bakal Guncang Panggung Dunia