
Mengenal Empty Sella Syndrom yang Dialami Ruben Onsu

Jakarta, CNBC Indonesia - Presenter Ruben Onsu mengungkapkan bahwa dirinya mengidap penyakit empty sella syndrome yang langka. Penyakit itulah yang membuat Ruben sempat dilarikan ke rumah sakit dan dirawat insentif pada awal Juni 2022 lalu.
"Kemarin itu aku sudah MRI, jadi ada bercak-bercak putih di bagian otak A, dan yang kedua juga ada empty sella syndrome," ujarnya, dikutip dari kanal YouTube Trans 7 Official, Selasa (19/7/2022).
Apa itu empty sella syndrome?
Mengutip rarediseases.org, empty sella syndrome adalah kelainan langka yang ditandai dengan pembesaran atau malformasi struktur di tengkorak. Sindrom ini dapat terjadi sebagai kelainan primer, yang penyebabnya tidak diketahui (idiopatik), atau sebagai kelainan sekunder, yang terjadi karena kondisi atau kelainan yang mendasarinya, seperti tumor, trauma kepala, atau kondisi lainnya.
Gejala empty sella syndrome dapat bervariasi di setiap orang, tergantung penyebab yang mendasarinya. Dalam kebanyakan kasus, tidak ada gejala terkait (asimptomatik). Seringkali, sindrom ini baru ditemukan secara kebetulan pada pemeriksaan CT scan atau MRI ketika individu sedang dievaluasi karena alasan lain.
Gejala paling umum yang berpotensi terkait dengan empty sella syndrome adalah sakit kepala kronis. Banyak individu dengan sindrom ini memiliki tekanan darah tinggi (hipertensi), yang dengan sendirinya dapat menyebabkan sakit kepala jika parah.
Dalam kasus yang jarang terjadi, seseorang dengan empty sella syndrome bisa mengalami peningkatan tekanan di dalam tengkorak, kebocoran cairan serebrospinal dari hidung, dan kelainan yang mempengaruhi penglihatan.
Apa penyebab empty sella syndrome?
Penyebab pasti dari empty sella syndrome dalam kasus kelainan primer tidak diketahui (idiopatik).
Namun, para peneliti percaya bahwa cacat pada diafragma sellae yang ada saat lahir (cacat bawaan) berperan dalam pengembangan empty sella syndrome primer. Diafragma sellae adalah lipatan di lapisan terluar dari membran yang melapisi otak dan sumsum tulang belakang.
Sementara pada kasus sindrom sekunder bisa disebabkan oleh berbagai kondisi, seperti cedera atau trauma pada kepala, tumor hipofisis yang diobati, infeksi, terapi radiasi, pembedahan pada daerah hipofisis, atau kelainan langka seperti sindrom Sheehan.
(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]