
Waspada Virus Marburg: Muncul Demam & Sakit Kepala Luar Biasa

Jakarta, CNBC Indonesia - Belum selesai pandemi Covid-19, kini muncul virus Marburg yang menjadi ancaman di tengah masyarakat. Menurut laporan WHO, tingkat kematian penyakit yang disebabkan virus ini mencapai 24-88 persen.
Awalnya, virus yang mewabah di benua Afrika ini disinyalir berasal dari monyet Afrika jenis green monkey. Kemudian, virus Marburg juga ditemukan pada kelelawar buah jenis rousettus aegyptiacus.
Ketika manusia melakukan kontak langsung atau mengonsumsi buah yang telah terkontaminasi, maka ia bisa terinfeksi. Setelah terinfeksi, virus Marburg dapat ditularkan dari manusia ke manusia.
Anda dapat terinfeksi virus ini melalui kontak langsung dengan darah, lendir, organ, atau cairan tubuh lainnya dari orang yang terinfeksi. Seseorang yang terinfeksi dapat menunjukkan sejumlah gejala penyakit Marburg. Gejala-gejala yang bisa muncul dan paling umum adalah nyeri otot. Kemudian, diare berair yang parah, sakit perut, kram perut, mual, dan muntah dapat terjadi di hari ketiga.
Biasanya, ruam non-gatal muncul di permukaan kulit setelah 2-7 hari munculnya gejala. Pada fase ini, penderita demam berdarah Marburg digambarkan seperti "hantu"; karena memiliki mata yang cekung, wajah tanpa ekspresi, dan kelesuan yang ekstrem.
Banyak pasien yang mengalami pendarahan berat dalam 7 hari. Kasus yang parah biasanya ditandai dengan pendarahan di beberapa area.
Dalam kasus yang fatal, kematian umumnya terjadi pada hari ke-8 atau 9 setelah gejala muncul karena dipicu oleh kehilangan darah yang parah dan terjadinya syok.
(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ini Gejala Virus Marburg, Disebut Mematikan Seperti Ebola