WHO Akan Ubah Nama Virus Cacar Monyet, Ini Alasannya

Linda Hasibuan, CNBC Indonesia
17 June 2022 10:30
Ilustrasi cacar monyet (LightRocket via Gett/SOPA Images)
Foto: Ilustrasi cacar monyet (LightRocket via Gett/SOPA Images)

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Kesehatan Dunia (WHO) baru-baru ini mengatakan tengah bekerja sama dengan ahli untuk mengubah nama penyakit cacar monyet (monkeypox). Penggantian nama ini untuk menghindari stigma dan rasisme seputar nama virus penyakit tersebut.

Keputusan WHO tersebut muncul kurang dari seminggu setelah 30 ilmuwan internasional menulis laporan mengenai segera perlunya untuk menggunakan nama yang tidak bersifat diskriminatif dan tidak memberikan stigma berkenaan dengan virus cacar monyet.

Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan akan mengumumkan nama baru dari cacar monyet secepatnya.

Dikutip laman ABC News (15/6), WHO telah mencatat dua varian atau turunan dari virus cacar monyet di situs resmi dengan nama: turunan Afrika Barat dan turunan Lembah Kongo. Adapun satu nama baru untuk itu yang telah disarankan oleh para ilmuwan adalah hMPXV, tetapi harus menunggu untuk mendengar apa pendapat WHO tentang usulan nama tersebut.

Sekelompok peneliti dari Afrika dan dunia berpendapat bahwa penamaan terhadap penyakit menular sebelumnya yang menyebut lokasi geografis dari pertama kalinya penyakit itu terdeteksi, nama semacam itu bisa membingungkan dan tidak akurat. Dalam pengajuan penggantian nama itu, para ilmuwan mengatakan nama penyakit menular ini harus meminimalisir dampak negatif terhadap suatu negara, wilayah geografis, ekonomi, dan orang yang tinggal di daerah tertentu tempat menyebarnya virus itu.

"Kami meyakini perlu ada penanganan yang terkoordinasi karena penyebaran virus ini," kata dia.

Saat ini, sudah ada 1.600 kasus cacar monyet yang dilaporkan secara global dalam beberapa minggu terakhir.

"Wabah cacar monyet tidak biasa dan mengkhawatirkan," papar Tedros.

"Untuk alasan itu saya telah memutuskan untuk mengadakan Komite Darurat di bawah peraturan kesehatan internasional minggu depan, untuk menilai apakah wabah ini merupakan keadaan darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional," tambahnya.


(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article WHO Buka Suara Soal Kemungkinan Cacar Monyet Jadi Pandemi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular