
Kapan Pandemi Covid Berakhir? Ini Kata Bos WHO

Jakarta, CNBC Indonesia - Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan kepada para menteri kesehatan di seluruh negara bahwa meskipun kasus dan kematian COVID-19 dilaporkan telah menurun secara signifikan, bukan berarti pandemi telah berakhir, Minggu (12/6).
Tedros menyampaikan pesan tersebut saat acara pembukaan Majelis Kesehatan Dunia tahunan badan pembuat keputusan WHO yang terdiri dari perwakilan 194 negara.
"Jadi, apakah COVID-19 sudah berakhir? Tidak, ini pasti belum berakhir. Saya tahu ini bukan pesan yang ingin Anda dengar, dan itu jelas bukan pesan yang ingin saya sampaikan," kata Tedros, dikutip dari UN News, Senin (13/6/2022).
Dia menambahkan bahwa meskipun di banyak negara semua pembatasan telah dicabut dan kehidupan tampak seperti sebelum pandemi, kasus Covid yang dilaporkan justru meningkat di hampir 70 negara di semua wilayah. Terutama di wilayah di mana jumlah tes Covid yang dilakukan sudah sangat sedikit.
Tedros memperingatkan bahwa kematian akibat Cobid yang dilaporkan juga meningkat di Afrika, di mana wilayah itu menjadi benua dengan cakupan vaksinasi terendah.
"Virus ini telah mengejutkan kami dalam banyak hal - badai yang telah melanda masyarakat berulang kali, dan kami masih tidak dapat memprediksi jalurnya, atau intensitasnya," ungkap Tedros.
Meski tidak bisa memprediksi kapan Covid berakhir, dia menegaskan bahwa ada kemajuan signifikan terkait vaksin Covid. Saat ini, sekitar 60% populasi dunia sudah divaksinasi, meskipun Tedros mengingatkan bahwa hampir satu miliar orang di negara-negara berpenghasilan rendah tetap belum divaksinasi.
"Hanya 57 negara yang telah memvaksinasi 70% dari populasi mereka dan hampir semuanya negara berpenghasilan tinggi," katanya.
Dia juga memperingatkan bahwa dengan penularan yang meningkat, berarti akan ada lebih banyak laporan kematian dan lebih banyak risiko munculnya varian baru.
"Pandemi tidak akan hilang secara ajaib. Tapi kita bisa mengakhirinya. Kami memiliki pengetahuan. Kami memiliki alatnya. Ilmu pengetahuan telah memberi kita keunggulan", katanya, sambil menyerukan negara-negara untuk bekerja sama mencapai 70% dari cakupan vaksinasi.
(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Benarkah Masyarakat Sudah Boleh Lepas Masker? Ini Kata Menkes