Singapura Diwarning Kemasukan Cacar Monyet, RI Waspada!
Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Kesehatan Singapura baru-baru ini telah mengonfirmasi kasus cacar monyet (monkeypox) pertama di negara itu. Penyakit menular tersebut dibawa oleh seorang warga Nigeria berusia 38 tahun yang tiba pada 28 April dan dinyatakan positif terkena virus cacar monyet pada 8 Mei.
Mengingat cacar monyet sudah masuk negara tetangga, lantas bagaimana dengan Indonesia?
Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI dr. Mohammad Syahril, Sp.P, MPH mengatakan belum ada laporan kasus cacar monyet (monkeypox) di Indonesia. Meski demikian, Kemenkes tetap melakukan sejumlah kewaspadaan untuk mencegah terjadinya penularan di Indonesia.
"Hingga saat ini belum ada kasus (cacar monyet) yang dilaporkan dari Indonesia," katanya pada konferensi pers secara virtual di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Kemenkes juga telah merilis surat edaran untuk meningkatkan kewaspadaan di setiap wilayah melalui dinas kesehatan, kantor kesehatan pelabuhan, dan rumah sakit. Revisi pedoman pencegahan dan pengendalian cacar monyet pun dilakukan untuk menyesuaikan situasi dan informasi baru dari WHO, khususnya mengenai pengawasan, tatalaksana klinis, komunikasi risiko, dan pengelolaan laboratorium.
Cacar monyet disebabkan oleh virus human monkeypox (MPXV) orthopoxvirus dari famili poxviridae yang bersifat highlipatogenik atau zoonosis. Virus Ini pertama kali ditemukan pada monyet di tahun 1958, sedangkan kasus pertama pada manusia (anak-anak) terjadi pada tahun 1970.
Setidaknya, sudah ada lebih 200 kasus cacar monyet di 20 negara yang telah dilaporkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam sebulan terakhir.
Virus ini biasanya diawali dengan gejala yang mirip dengan flu seperti demam, nyeri otot, kedinginan, sakit kepala, kelelahan, dan pembengkakan kelenjar getah bening. Kemudian berkembang menjadi ruam tubuh yang ditandai dengan munculnya benjolan yang berubah menjadi lepuh berisi nanah yang akhirnya mengering dan rontok.
(hsy/hsy)