
Twitter Dibeli Elon Musk, Ahli Khawatir Hoax Makin Subur

Jakarta, CNBC Indonesia - Twitter resmi dibeli sepenuhnya oleh Elon Musk, bos Tesla sekaligus orang terkaya nomor wahid di dunia. Ia memiliki perusahaan berlogo burung biru itu setelah Twitter menerima kesepakatan tunai bernilai US$ 44 miliar atau setara Rp 634 triliun.
Namun, era baru Twitter ini justru membawa kekhawatiran baru. Para ahli khawatir bahwa informasi palsu dan hoaks akan makin subur di platform tersebut.
Ini karena Elon Musk berjanji bakal mengizinkan semua orang mengatakan apa pun yang mereka inginkan di Twitter. Musk sendiri menyebut dirinya sebagai pendukung kebebasan berpendapat yang mutlak.
Setelah privatisasi Twitter oleh Musk, para analis dan aktivis khawatir bahwa platform tersebut akan diatur secara serampangan, dengan menitikberatkan fokus pada sensasi dan keuntungan daripada mempromosikan diskusi online yang sehat.
Bagi Kyla Garrett Wagner, asisten profesor hukum komunikasi di Universitas Syracuse di negara bagian New York, AS, pengambilalihan Twitter ini bukanlah kemenangan untuk hak kebebasan berbicara.
Dia menjelaskan, amandemen pertama Konstitusi AS hanya melarang pemerintah untuk membungkam apa yang dikatakan warga negara, namun membiarkan pengusaha memutuskan apa yang bisa dan tidak bisa diposting di entitas swasta seperti Twitter.
"Jika Elon Musk memutuskan besok bahwa dia ingin menutup Twitter selama seminggu, dia bisa melakukannya," ujarnya, dikutip dari SCMP, rabu (27/4/2022).
Pendekatan lepas tangan yang dijanjikan Musk terhadap Twitter ini akan jadi masalah serius ketika menyangkut kasus seperti yang melibatkan mantan presiden AS Donald Trump. Dia 'ditendang' dari Twitter setelah serangan terhadap US Capitol oleh para pendukungnya. Akun Trump dihapus secara permanen karena dia kerap kali menyebarkan informasi palsu yang bisa memicu konflik di masyarakat.
Namun, setelah Twitter dimiliki Musk, besar kemungkinan Trump diizinkan kembali nge-tweet.
(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Elon Musk Jadi King of Twitter, Musibah Apa Berkah?