Ini Dia Minuman yang Harus Dihindari saat Sahur & Buka Puasa

Lifestyle - Linda Hasibuan, CNBC Indonesia
25 April 2022 15:45
Ilustrasi Soda (Designed by Freepik) Foto: Ilustrasi Soda (Designed by Freepik)

Jakarta, CNBC Indonesia - Setelah seharian berpuasa menahan haus dan lapar, semua makanan terasa sangat menarik untuk disantap. Alih-alih melengkapi nutrisi yang dibutuhkan tubuh selama berpuasa, ternyata ada minuman yang justru tak baik buat tubuh.

Berikut adalah beberapa minuman yang masuk daftar pantang dimakan saat sahur dan berbuka puasa:

1. Teh susu

Teh hangat atau es teh saat berbuka puasa biasanya menjadi andalan untuk minuman buka puasa. Tapi, teh yang dicampur susu sangat tidak disarankan untuk dikonsumsi, baik saat iftar maupun sahur. Sebab, teh bisa menghambat penyerapan kalsium dalam susu. Teh yang dicampur susu juga bisa menambah kadar gula.

2. Minuman soda

Minuman manis bersoda sebaiknya dikonsumsi selama puasa, baik saat berbuka maupun saat sahur. Dalam minuman soda terdapat 25 gram gula dalam 1 kalengnya, dan itu merupakan takaran setengah dari kebutuhan gula harian normal manusia.

Studi lain yang dilakukan Harvard University juga menyebutkan bahwa mengkonsumsi makanan dengan indeks glikemik tinggi, seperti soda, lebih berisiko membuat wanita mengalami ketidaksuburan.

3. Minuman kafein

Minuman berkafein bersifat diuretik. Diuretik bertugas untuk membantu ginjal mengeluarkan garam (natrium) dari dalam tubuh lewat urine. Alhasil, Anda lebih sering kencing. Saat berpuasa, sering kencing bisa membuat orang cepat haus karena dehidrasi.

4. Minuman berenergi

Minuman berenergi juga tidak dianjurkan dikonsumsi untuk sahur. Sebagian besar minuman energi mengandung kafein, dengan dosis berbeda-beda, untuk merangsang fungsi otak dan meningkatkan kewaspadaan dan konsentrasi.

Beberapa orang bisa mengalami masalah jantung setelah mengonsumsi minuman berenergi, kemungkinan karena terlalu banyak kafein.

5. Minuman instan

Mengonsumsi minuman instan berbagai rasa ternyata juga tidak dianjurkan. Minuman perasa semacam ini biasanya mengandung gula lebih tinggi sehingga tidak dianjurkan karena bisa menyebabkan obesitas. 

Dr. HeatherModay, dokter ahli alergi dan imunologi asal Amerika Serikat (AS), mengatakan bahwa masyarakat harus mengurangi mengkonsumsi gula dalam jumlah besar, apalagi jika pasien sudah didiagnosis menderita pradiabetes atau diabetes.

"Mengkonsumsi gula berlebihan artinya memulai lingkaran setan resistensi insulin dan obesitas yang mendorong sitokin inflamasi, merusak pembuluh darah, dan mengaktifkan sistem kekebalan tubuh untuk memperbaiki area tersebut," paparnya.

Kondisi ini dapat menjadi gangguan besar bagi sistem kekebalan tubuh karena membuka jalan bagi bakteri dan virus berbahaya untuk menyelinap melalui pertahanan tubuh manusia.



[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Tips Makan Sahur, Perut Bisa Kenyang Lebih Lama Saat Puasa


(hsy/hsy)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading