Kisah Pilu Ibu Surogasi Lindungi Bayi dari Perang di Ukraina

Linda Hasibuan, CNBC Indonesia
05 April 2022 11:55
Puluhan bayi telantar di ruang bawah tanah Kyiv, Ukraina. (REUTERS/GLEB GARANICH)
Foto: Puluhan bayi telantar di ruang bawah tanah Kyiv, Ukraina. (REUTERS/GLEB GARANICH)

Jakarta, CNBC Indonesia - Ukraina punya industri surogasi terbesar di dunia. Namun, perang yang membara di negeri itu membuat ratusan ibu surogasi dan bayi yang mereka lahirkan terkatung-katung. 

Surogasi merupakan metode hamil dengan cara menitipkan hasil penyatuan sperma dan sel telur milik satu pasangan, ke dalam rahim perempuan lain sebagai ibu pengganti yang akan melahirkannya nanti.

Ukraina memang dikenal sebagai salah satu dari sedikit negara dunia yang menawarkan layanan surogasi kepada orang asing. Industri kehamilan surogasi di Ukraina bisa dibilang sebagai yang terbesar di dunia. Setiap tahun, menurut laporan BBC News, setidaknya ada 2.000 bayi yang lahir dari metode surogasi di Ukraina. Ukraina juga punya lebih dari 50 klinik reproduksi dan ada banyak agen, alias pihak ketiga, yang menjembatani pasangan asing dalam mencari wanita yang mau menyewakan rahimnya.

Namun, dengan perang yang berkecamuk, ibu pengganti bersama bayinya mengalami kondisi yang pelik. Sesaat sebelum pecahnya perang, agen surogasi terbesar di Ukraina, BioTexCom, mengunggah sebuah video di situs webnya. Video itu menunjukkan sebuah ruangan tempat para ibu pengganti berlindung. Di ruangan itu, bayi-bayi dijejer di tempat tidur, ada rak yang berisi makanan kaleng siap saji, lalu terdengar suara sirene yang meraung-raung di kejauhan.

Mengutip laporan DW, seorang ibu pengganti bernama Marina (bukan nama sebenarnya), menceritakan kisah pilu yang berbeda ketika terjebak di tengah perang. Pada awal Maret, dia melahirkan bayi di tempat pengungsian saat ada serangan udara.

Saat itu dingin dan gelap. Marina mengatakan, tidak ada cukup makanan, air, atau obat-obatan. Selama tiga hari, dia tidak mendengar kabar apapun dari agen reproduksi yang menaunginya.

Ketika karyawan BioTexCom akhirnya muncul, tutur Marina, mereka mengambil bayi-bayi itu, tetapi tidak membawa makanan atau air.

Di Ukraina, saat ini terdapat kurang lebih 500 perempuan yang tengah mengandung bayi surogasi dan menjadi ibu pengganti untuk klien-klien dari luar negeri. Kebanyakan klien berasal dari Amerika Serikat, Eropa, Amerika Selatan, dan China.

Perang di Ukraina telah mendorong semua pihak yang terlibat ke dalam dilema yang belum pernah terjadi sebelumnya. Para ibu pengganti menghadapi tantangan yang tak terduga dalam kontrak surogasi mereka. Sebab, menjadi ibu pengganti bukan pekerjaan yang bisa mereka lepas begitu saja. Ada bayi tak berdosa yang harus tetap dilindungi. 

Situasi ini menimbulkan beberapa pertanyaan: Haruskah ibu pengganti melarikan diri untuk menyelamatkan hidupnya? Atau apakah mereka harus menyelamatkan bayi yang dikandungnya meski bukan darah dagingnya sendiri?

BioTexCom meminta jaminan dari wanita yang melarikan diri ke luar Ukraina bahwa mereka akan kembali untuk melahirkan bayi. Karena ibu pengganti dibayar dengan mencicil, perusahaan memiliki pengaruh yang cukup besar. Sementara itu, agensi tersebut juga sedang membangun sebuah bunker di Ukraina tengah sebagai tempat perlindungan para ibu pengganti dan bayi surogasi mereka.


(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ukraina Punya Pabrik Bayi Surogasi, Terbesar di Dunia!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular