Ukraina Punya Pabrik Bayi Surogasi, Terbesar di Dunia!

Tim Redaksi, CNBC Indonesia
31 March 2022 09:40
Puluhan bayi telantar di ruang bawah tanah Kyiv, Ukraina. (REUTERS/GLEB GARANICH)
Foto: Puluhan bayi telantar di ruang bawah tanah Kyiv, Ukraina. (REUTERS/GLEB GARANICH)

Jakarta, CNBC Indonesia - Praktek surogasi ternyata lumrah di Ukraina. Bahkan, negeri yang tengah berperang dengan Rusia itu disebut punya 'pabrik bayi'.

Sederhananya, surrogate atau surogasi adalah metode yang memungkinkan pasangan untuk memiliki anak darah dagingnya sendiri tanpa harus hamil. Kehamilan terjadi di rahim ibu pengganti. Dokter akan menyatukan sperma dan sel telur dari orang tua asli, lalu dipindahkan ke dalam rahim 'ibu titipan' sampai terjadi kehamilan dan melahirkan.

Setiap tahun, menurut laporan BBC News, setidaknya ada 2.000 bayi yang lahir dari metode surogasi di Ukraina. Orang tua asli dari bayi-bayi itu kebanyakan berasal dari luar negeri, seperti Kanada, Italia dan China.

Ukraina juga punya lebih dari 50 klinik reproduksi dan ada banyak agen, alias pihak ketiga, yang menjembatani pasangan asing dalam mencari wanita yang mau menyewakan rahimnya.

Menurut laporan CNN International, wanita yang bersedia menjadi ibu pengganti mendapat bayaran antara US$17.500 sampai US$25.000, atau sekitar Rp250 juta sampai Rp358 juta (kurs Rp14.338/US$). Hal itu diungkapkan oleh Ihor Pechenoga, seorang dokter di klinik yang menyediakan layanan surogasi.

Salah satu wanita yang pernah menyewakan rahimnya adalah Victoria. Dia membantu pasangan asing yang sudah berusaha selama 20 tahun untuk bisa punya anak.

Dari metode surogasi, perempuan berusia 30 tahun itu berhasil melahirkan bayi laki-laki yang diberi nama Laurence. Namun, perang yang terjadi di Ukraina membuat orang tua asli Laurence tak bisa menjemput bayinya.

"Mereka bilang mereka akan datang," ujarnya. "Tapi dengan situasi saat ini sangat sulit untuk bisa mendapat persyaratan masuk Ukraina. Tidak ada yang tahu sampai kapan kondisi ini akan berlangsung."

Seminggu setelah melahirkan, Victoria dan bayi Laurence dipindahkan dari rumah sakit ke sebuah ruang bawah tanah di Kyiv untuk berlindung. Bunker itu diisi oleh bayi-bayi surogasi lain dari klinik reproduksi BioTexCom.

Ketika memasuki ruang bawah tanah sambil menggendong bayinya, Victoria mendengar suara tembakan di kejauhan. Dia lalu menangis saat menyerahkan bayinya pada staff klinik. "Sulit sekali membayangkan dia ada di tempat di mana ada suara tembakan."

Dari menyewakan rahimnya, Victoria memang mendapat banyak uang. Namun, ia mengaku kapok karena terlanjur sayang dengan bayi yang dikandungnya.

Victoria berencana menggunakan uang dari surogasi untuk deposito rumah bagi keluarganya. Dia sudah mati-matian menabung untuk membeli rumah sejak melahirkan putrinya sendiri pada usia 17 tahun. Putrinya yang sekarang berusia 13 tahun meninggalkan Ukraina ke Bulgaria ketika perang pecah.


(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tak Banyak yang Tahu, Ukraina Punya Pabrik Bayi Surogasi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular