Sakit Kepala Bisa Diredakan dengan Nostalgia, Gimana Caranya?

Khoirul Anam, CNBC Indonesia
11 March 2022 18:40
Warga bermain game console clasic di pameran pasar idea 2019, JCC, Jakarta, Kamis (15/8). Game game console seperti sega Nintendo dan ding dong dulu sempat tenar di era 90an sebelum game online yang bermunculan saat ini. KomunitasRepublic Games  Collector Indonesia (RGCI) itu awalnya dibentuk oleh beberapa teman saja. Kebetulan sama-sama seneng main dan koleksi konsol game. Berdiri tahun 2016 ini kini sedikitnya memiliki 2.600 orang pengikut di Facebook, yang tersebar di seluruh wilayah. Bukan sekedar mengoleksi, di komunitas ini kita juga bisa saling berbagi wawasan tentang game yang ada di dunia ini. Pengunjung pameran setelah melihat-lihat stan pameran juga dapat bermain dan bernostalgia dengan game game terkenal seperti sonic mario bross sampai CTR. Stand game retro ini dipajang sengaja untuk menarik perhatian pengunjung dan tidak dijual.  (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Video Game (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bernostalgia menjadi aktivitas yang cukup menyenangkan karena seseorang bisa mengingat peristiwa-peristiwa manis yang pernah dialami di masa lalu. Di samping menyenangkan, studi baru mengungkap bahwa bernostalgia ternyata juga dapat meringankan sakit kepala.

Baru-baru ini, para peneliti menunjukkan bahwa bernostalgia dengan melihat foto atau video lama dapat membantu meringankan rasa sakit dan nyeri di kepala. Hal ini terjadi karena kegiatan bernostalgia mengurangi aktivitas otak.

Laporan tersebut menemukan bahwa responden berhasilmengurangi persepsi rasa sakit,terutama pada intensitas nyeri rendah. Riset itu mencatat, kurangnya rasa sakit berkaitan dengan penurunan aktivitas di dua daerah otak yang berhubungan dengan rasa nyeri.

Studi lain mengenai hal ini juga telah dilakukan oleh para psikolog dan ahli saraf di Chinese Academy of Sciences di Beijing. Penelitian yang terbit dalam peer-review Journal of Neuroscience menghubungkan para responden ke mesin functional magnetic resonance imaging (fMRI).

Melalui fMRI, para peneliti meneliti aktivitas otak dari responden dengan memperlihatkan serangkaian 26 gambar nostalgis, termasuk kartun jadul, permainan sekolah, dan permen. Ini dilakukan setelah para responden dihadapkan pada berbagai tingkat rasa sakit menggunakan generator panas kecil di lengan kanan mereka.

Dalam riset itu, mereka yang diperlihatkan gambar masa kanak-kanak mendapatkan tingkat rasa sakit yang lebih rendah. Hal ini karena mereka mengalami penurunan aktivitas di dua wilayah otak yang berkorelasi dengan rasa sakit yaitu gyrus lingual kiri dan gyrus parahippocampal.

Para peneliti menyebut bahwa nostalgia memang sudah lama diketahui bisa mengurangi persepsi individu tentang rasa sakit fisik. Studi pada 2012 dari psikolog di Sun Yat-Sen University di Guangzhou, Cina, menemukan bahwa responden dalam keadaan nostalgia mampu menahan tangan mereka yang dimasukkan dalam seember air es untuk jangka waktu yang lebih lama.


(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sering Pusing di Pagi Hari? Ini Penyebabnya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular