Gara-gara Perang, Ribuan Turis Rusia Terdampar di Thailand

Tim Redaksi, CNBC Indonesia
10 March 2022 20:47
A motor-tricycle, or Tuk Tuk drives past Grand Palace in Bangkok, Thailand on Aug. 3, 2021. As Thailand battles a punishing COVID-19 surge with nearly 20,000 new cases every day, people who depend on tourism struggle in what was one of the most-visited cities in the world, with 20 million visitors in the year before the pandemic. (AP Photo/Sakchai Lalit)
Foto: Sebuah Tuk Tuk melewati Grand Palace di Bangkok, Thailand pada 3 Agustus 2021. (AP/Sakchai Lalit)

Jakarta, CNBC Indonesia - Ribuan turis asal Rusia terdampar di Thailand. Mereka tak bisa kembali ke negaranya setelah Rusia mendapat sanksi internasional atas perang yang terjadi di Ukraina.

Kartu kredit yang diterbitkan bank-bank Rusia tak bisa digunakan, tak ada pesawat yang menuju Rusia, dan nilai mata uang rubel juga telah terjun bebas. 

Akibat hal tersebut, mengutip South China Morning Post, ada lebih dari 7.000 orang Rusia terkatung-katung di tempat-tempat tujuan turis internasional seperti Phuket, Koh Samui, Pattaya dan Krabi, kata kepala otoritas pariwisata Thailand. 

"Kita harus menjadi tuan rumah yang baik dan menjaga semua orang," kata Yuthasak Supasorn. "Masih ada turis Rusia dalam perjalanan ke sini."

Pada 2019, Thailand menerima kunjungan dari 1,4 juta turis Rusia. Pada Januari 2022, terhitung ada sekitar 23.000 orang Rusia, mewakili sekitar seperlima dari total kedatangan turis di Negeri Gajah Putih tersebut.

Hal yang tak jauh berbeda juga terjadi di Pulau Bali. Turis asal Rusia, Konstantin Ivanov, mencoba menarik uang di salah satu mesin ATM di Bali, tetapi ia gagal melakukan transaksi. Ternyata layanan kartu ATM dari bank Rusia telah terblokir.

"Masalah ini sangat merepotkan kami. Kami langsung kehilangan (akses) keuangan kami," kata Konstantin kepada kantor berita Reuters.

Pria berusia 27 tahun ini mengatakan, jika akses ke dana mereka di perbankan Rusia benar-benar terblokir, dia ingin mencari penghasilan agar bisa bertahan selama berada di Indonesia.

Kedutaan Besar Rusia di Jakarta telah dimintai komentar namun belum memberikan tanggapan.


(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Permata Kerajaan Rusia Bakal Dilelang di Swiss, Mau Beli?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular