Ini Kondisi Terburuk yang Bisa Dialami Saat Positif Omicron

Jakarta, CNBC Indonesia - Kondisi buruk bisa menimpa penderita Covid-18 yang terinfeksi varian Omicron. Meski disebut membawa gejala yang ringan dibanding varian sebelumnya, Omicron terbukti bisa berbahaya bagi beberapa orang.

Sebuah penelitian yang dilakukan ZOE Covid Study mengungkap bahwa infeksi Covid-19 varian Omicron bisa menyebabkan penderita kesulitan mengingat sesuatu atau hal yang ingin mereka lakukan. Gangguan ingatan ini terjadi karena beberapa penderita Omicron ternyata memiliki 'kabut' di otaknya.

Selain itu, Omicron juga bisa menyebabkan peradangan jantung bagi penderitanya. Kejadian ini salah satunya dialami pasien Covid-19 Omicron yang dirawat di rumah sakit Israel.

Mengutip Times of Israel, dokter di Pusat Medis Sheba di Tel Hashomer mengatakan seorang pria berusia 43 tahun dirawat di bangsal virus corona rumah sakit itu karena miokarditis atau radang otot jantung.

"Ini adalah pertama kalinya kami menemukan pasien penyakit ini akibat Omicron," kata Prof. Shlomi Matetzky, seorang ahli jantung di sana, dikutip Senin (28/2/2022).

Efek samping berupa radang selaput di daerah jantung sebelumnya juga dibawa varian Covid-19 Delta. Varian Delta bahkan lebih membawa dampak bahaya yang luas ke mayoritas penderitanya.

Selain efek berbahaya tersebut, umumnya Omicron hanya mengakibatkan gejala ringan kepada penderitanya terutama bagi mereka yang sudah mendapat dosis vaksin lengkap dan penguat. Gejala umum yang dibawa Omicron di antaranya batuk, mudah letih, flu, nyeri tenggorokan, dan pusing atau sakit kepala.

Mengutip NBC News, spesialis penyakit menular dan vaksinologis dari Atrium Health Wake Forest Baptist di AS Dr. Katherine Poehling menyebut penderita Omicron umumnya tidak mengalami gejala seperti kehilangan kemampuan mencium dan merasa. Akan tetapi, laporan ini masih perlu didalami m elalui studi ilmiah lanjutan.

"Kami melihat banyak penderita Omciron yang mengalami sakit tenggorokan, pilek, kelelahan, dan sakit kepala ringan," kata Dr. Rahul Sharma, kepala dokter darurat di NewYork-Presbyterian/Weill Cornell Medical Center.