
Rusia-Ukraina Makin Panas, WHO Warning Ancaman Selain Covid

Jakarta, CNBC Indonesia - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) akhirnya ikut buka suara mengenai situasi Ukraina pasca serangan Rusia ke negara itu. Badan kesehatan global itu memberikan warning terkait krisis kesehatan yang saat ini telah melanda di negara itu.
Dalam sebuah keterangan resmi, WHO mengatakan bahwa serangan Rusia telah mengganggu penanganan medis. Bukan hanya Covid-19 tapi beberapa penyakit yang saat ini sedang ditangani oleh tim dokter di Ukraina.
"Sistem kesehatan harus terus berfungsi untuk memberikan perawatan penting kepada orang-orang untuk semua masalah kesehatan, dari Covid-19 hingga kanker, diabetes dan TBC, hingga masalah kesehatan mental, terutama untuk kelompok rentan seperti orang tua dan migran," ujar lembaga yang berpusat di Swiss itu dikutip dari situs resminya, dikutip Senin (28/2/2022).
"Kepedulian maksimal harus dilakukan oleh semua pihak agar fasilitas kesehatan, pekerja, pasien, transportasi, dan perbekalan tidak tepat sasaran. Sebagai bagian dari peran WHO untuk mendokumentasikan serangan terhadap kesehatan, kami akan terus memantau dan melaporkan insiden tersebut."
Untuk mengatasi persoalan ini, WHO memutuskan untuk memberikan bantuan alat-alat medis senilai US$ 3,5 juta. Dana ini dikeluarkan langsung melalui skema Dana Kontingensi WHO untuk Keadaan Darurat (CFE).
"Dukungan kesehatan kemanusiaan ini diharapkan meningkat setelah penilaian kebutuhan lebih lanjut. Dukungan baru ini melengkapi trauma dan perbekalan medis yang kami siapkan di fasilitas kesehatan," tambah lembaga itu.
"Kami akan terus memberikan perhatian dan dukungan kepada orang-orang di seluruh Ukraina yang terkena dampak krisis ini."
Eskalasi di Ukraina sendiri hingga saat ini belum menunjukkan tanda-tanda mereda. Pasukan Rusia disebut-sebut masih berusaha untuk merebut ibukota Kyiv yang masih dipertahankan oleh militer Ukraina. Tak hanya di Kyiv, pertempuran juga masih terjadi di kota-kota seperti Chernihiv dan Kharkiv.
Rusia sendiri memulai serangan yang disebutnya sebagai operasi militer ini pada Kamis lalu. Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan langkah ini dilakukannya untuk melindungi negara yang dipimpinnya itu dari ancaman rezim pemerintah Ukraina serta untuk membebaskan masyarakat etnis Rusia yang berada di Timur negara itu dari diskriminasi dan genosida yang ia klaim dilakukan Kyiv.
(tps/tps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tetap Waspada, 5 Negara dengan Tambahan Kasus Covid Tertinggi