Fakta Menarik Cap Go Meh, Sering Disebut Hari Valentine China

Tim Redaksi, CNBC Indonesia
Selasa, 15/02/2022 17:25 WIB
Foto: Warga keturunan Tionghoa melaksankan sembahyang di Vihara Amurva Bhumi, Jl. Prof. DR. Satrio, Karet Semanggi, Jakarta, Jumat (24/1/2020) malam. Ibadah tersebut dalam rangka Tahun Baru Imlek 2571/2020 (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto).

Jakarta, CNBC Indonesia - Cap Go Meh merupakan penutup dari rangkaian perayaan Tahun Baru Imlek yang jatuh pada hari ke-15 setelah Imlek. Menariknya, Cap Go Meh juga sering disebut sebagai Hari Valentine versi China. 

Pada saat Cap Go Meh, di zaman dulu perempuan-perempuan single Tionghoa menuliskan nomor kontak mereka di jeruk mandarin. Kemudian jeruk tersebut dilemparkan ke sungai, laut, danau atau kolam, untuk diambil oleh "seorang pria yang tepat", dengan harapan mereka akan berjodoh. 

Di era digital saat ini, tradisi tersebut mengalami sedikit modernisasi. Alih-alih menulis nomor telepon, wanita-wanita Tionghoa menulis username media sosial mereka di jeruk mandarin. Dengan harapan paling tidak mereka bisa mengenali calon pasangan lewat dunia maya terlebih dahulu. 


Sementara itu, menurut Majalah Prestige, pada zaman kuno, wanita dewasa yang belum menikah tidak diizinkan untuk keluar rumah kecuali pada Cap Go Meh di mana kaisar mewajibkan setiap orang harus membawa lentera dan pergi keluar untuk menipu Dewa Api. Namun, seiring berjalannya waktu, banyak wanita muda mengambil kesempatan ini untuk pergi ke kuil dengan mengenakan pakaian terbaik mereka, dengan harapan menemukan calon pelamar.

Mengetahui fakta ini, banyak pria muda berkumpul di kuil dengan harapan bisa melihat gadis-gadis cantik ini sekilas. Jika seorang pria muda menemukan wanita yang disukainya, dia akan menyewa seorang mak comblang untuk dirinya.

Menurut cerita rakyat Tiongkok, akan ada dewa, yang sering disebut sebagai Yue Lao, yaitu dewa mak comblang. Dewa ini akan mengikat untaian tali merah di pergelangan kaki mereka yang ditakdirkan untuk bertemu atau saling membantu dengan cara tertentu. 

Saat ini, perempuan Tiongkok bisa bebas keluar rumah sehingga tradisi perjodohan tidak terlalu dibutuhkan lagi. Sebagai gantinya, terbentuk tradisi lain, yaitu melempar jeruk mandarin ke laut, sungai dan danau. 


(hsy/hsy)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Kisah Marshel Widianto, Dulu Susah Kini Hidup Ala Rich People


Related Articles