Orang yang Sering Kena Flu Lebih Kebal dari Covid, Kok Bisa?

Linda Hasibuan, CNBC Indonesia
08 February 2022 09:55
Bedah Gejala Covid-19, varian Omicron dan Flu Biasa
Foto: Infografis/Bedah Gejala Covid-19, varian Omicron dan Flu Biasa/Aristya Rahadian

Jakarta, CNBC Indonesia - Para ilmuwan menemukan bukti bahwa sebagian kecil penduduk di dunia memiliki antibodi untuk melawan Covid-19 sejak awal. Antibodi itu terbentuk karena mereka sering terserang flu biasa yang disebabkan oleh virus terkait, bukan karena sudah terinfeksi Covid-19.

Mereka menemukan orang-orang yang lebih kebal corona ini ketika menguji sampel darah yang dikumpulkan dari orang dewasa dan anak-anak di Inggris pada Desember 2019, sebelum pandemi Covid-19 menginfeksi dunia. 

Peneliti kemudian mengambil sampel lagi pada awal pandemi pada orang-orang yang dites negatif SARS-CoV-2. Sampel tersebut kemudian dibandingkan dengan orang yang telah dikonfirmasi positif Covid-19.

"Hasil dari beberapa tes independen menunjukkan adanya antibodi yang sudah terbentuk sebelumnya yang mengenali SARS-CoV-2 pada individu yang tidak terinfeksi," tulis para peneliti, seperti dikutip dari Gizmodo, Jumat (13/11/2020).

Antibodi yang ditemukan pada orang yang tidak terinfeksi jelas berbeda dari yang ada pada pasien covid-19. Hampir semuanya adalah IgG, yakni antibodi paling umum yang dibuat oleh sistem kekebalan. Antibodi ini juga hanya ditemukan pada sebagian kecil orang dewasa. Sampel yang diambil dari 302 orang dewasa menunjukkan bahwa hanya 16 orang (5,26%) yang membawa antibodi ini.

Namun, kondisi itu tidak berlaku untuk anak-anak. Para peneliti menemukan bahwa pada anak-anak usia 1 hingga 16 tahun, ada 44% dari sampel yang memiliki antibodi tersebut.

Penelitian yang dipublikasikan di Jurnal Science ini tampaknya yang pertama menemukan antibodi reaktif silang pada manusia. Namun penelitian lain telah menunjukkan bahwa beberapa orang juga membawa T-cell, bagian penting lain dari sistem kekebalan, yang dibawa dari infeksi flu biasa sebelumnya yang dapat merespons SARS-CoV-2.

"Kami masih belum tahu pasti soal kekebalan tubuh ini, meskipun sejumlah kelompok menunjukkan reaktivitas silang. Epidemiologi menunjukkan bahwa reaktivitas silang tidak mungkin mencegah infeksi atau penyebaran," ujar penulis utama Kevin Ng, seorang mahasiswa PhD di Francis Crick Institute di London.

"Kami sedang bekerja untuk mencari tahu mengapa beberapa orang membuat antibodi reaktif silang dan beberapa tidak," kata Ng. "Jika kita dapat mengetahuinya, kita dapat menggunakan informasi itu dalam vaksin untuk merangsang respons kekebalan yang secara teoritis menargetkan semua virus corona."


(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Menkes Ungkap Rahasia Indonesia Kebal Covid Omicron XBB

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular