
Panik Berlebihan Karena Covid? Waspada Gangguan Psikosomatik

Jakarta, CNBC Indonesia - Ancaman kesehatan global yang disebabkan virus Covid-19 tak dipungkiri telah menimbulkan kecemasan, kekhawatiran, hingga stress dan depresi. Sejumlah orang yang merasakan kondisi tersebut bahkan dilaporkan ikut merasakan sakit fisik.
Ahli spesialis penyakit dalam dari RSCM, dr. Hamzah Shatri mengatakan bahwa hal tersebut sebenarnya merupakan manifestasi dari gejala psikosomatis. Dia menjelaskan, psikosomatik merupakan suatu kondisi atau gangguan ketika pikiran memengaruhi tubuh hingga memicu munculnya keluhan fisik, meski sebenarnya tidak ada penyakit. Hal tersebut dapat terjadi akibat ketidakstabilan sistem saraf otonom.
"Psikosomatik dapat terjadi akibat ketidakstabilan sistem saraf otonom, di mana sistem saraf simpatis dan saraf parasimpatis menjadi tidak seimbang. Sehingga terjadilah gangguan psikosomatik dan imunitas turun," kata dr Hamzah, saat acara Webinar Simposium Awam Manajemen Panik Akibat Covid-19 Varian Omicron dengan Telemedicine RSCM, Jum'at (4/2/2022).
Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa psikosomatik dapat terjadi pada mereka yang khawatir tertular, pernah tertular Covid, menjalani isolasi sosial, hingga sedang pada posisi kesulitan uang, dan stres akibat pandemi.
Namun demikian, gejala psikosomatis bukan hanya stres, tapi juga gejala fisik seperti nyeri dada, sesak napas, kelelahan, hingga merasa tubuh terlalu panas atau demam.
Gejala psikosomatis tak boleh dianggap sepele karena bisa memperburuk keadaaan, apalagi bagi mereka yang memiliki penyakit bawaan atau komorbid.
"(Komorbid) bisa memberikan suatu tekanan dan bentuk beban. Tentu bisa lebih buruk dampaknya," ujar dia.
Lalu, apa yang harus dilakukan untuk mengatasi panik berlebihan dan stress akibat Covid-19?
"Beritahu diri sendiri untuk tetap tenang. Kalau mendengar berita negatif, cek sumbernya, atau tanya pada ahli. Intinya jangan cemas berlebihan, lebih baik kalau kita bisa saling mendukung satu sama lain," papar dr Hamzah.
Ia juga menegaskan pentingnya setiap individu memiliki manajemen stress masing-masing, misalnya dengan cara melakukan kegiatan yang dapat membuat tubuh menjadi lebih rileks. Selain itu, dokter juga bisa merekomendasikan terapi psikologis jika dibutuhkan.
(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article WHO: Kasus Covid-19 di Dunia Naik, 10 Ribu Pasien Meninggal