Aigoo! Ribuan Sekolah di Korea Jadi Rumah Hantu, Ada Apa?

Linda Hasibuan, CNBC Indonesia
03 February 2022 17:20
Suasana saat pencari kerja menghadiri ujian yang dilakukan di luar ruangan di Seoul, Korea Selatan. AP/Lee Jin-man
Foto: Suasana saat pencari kerja menghadiri ujian yang dilakukan di luar ruangan di Seoul, Korea Selatan. AP/Lee Jin-man

Jakarta, CNBC Indonesia - Korea Selatan saat ini tengah mengalami 'krisis generasi muda' akibat rendahnya angka kelahiran di negara tersebut. Gara-gara ini, banyak sekolah yang terpaksa tertutup karena tidak ada cukup murid. 

Sebuah laporan yang dirilis Insider pada 2021 mengungkap bahwa setidaknya ada 3.700 sekolah di seluruh penjuru Korea Selatan yang telah ditutup dalam kurun waktu 1982 hingga 2016. Ini berarti, ada sekitar 113 sekolah yang tutup setiap tahunnya.

Chung-Il High adalah salah satu dari ribuan sekolah di Negeri Ginseng yang terpaksa ditutup selama empat dekade terakhir karena kekurangan siswa. Sekolah tersebut terletak di Daejon, kota kecil sekitar 140 kilometer dari Seoul.

Dinding bangunan sekolah sudah runtuh, banyak jendela yang pecah, dan fasad bangunan sudah bobrok. Sekolah menengah ini ditutup pada tahun 2005 setelah angkatan terakhir lulus pada tahun 2004. Sekarang, sekolah kosong tersebut menjadi hotspot bagi para pencari petualangan, pemburu hantu, dan penjelajah kota. 

Menurut Korea Herald, 62,7% dari bangunan sekolah yang ditutup telah dijual kepada pengembang real estat untuk dirobohkan. Namun, masih ada sekitar 1.350 bangunan sekolah kosong yang masih berdiri tanpa ada yang menggunakannya.

Pada 2021, Korea Selatan mencatatkan tonggak sejarah baru yang suram. Ini adalah pertama kalinya dalam sejarah Korea Selatan di mana jumlah kematian melebihi jumlah kelahiran.

Data dari Bank Dunia menunjukkan tingkat pertumbuhan penduduk tahunan negara itu terus menurun selama 60 tahun terakhir, turun dari pertumbuhan 2,96% pada tahun 1961 menjadi pertumbuhan 0,13% pada tahun 2020.

Pada 2020, tingkat kesuburan Korea Selatan adalah 0,84 kelahiran per satu wanita. Angka ini turun sangat drastis dibandingkan dengan tingkat kesuburan Negeri Ginseng yang pernah mencapai puncaknya pada tahun 1960 yang saat itu tercatat 6 kelahiran per wanita.

Korea Selatan sekarang memiliki tingkat kesuburan terendah secara global. Alasan utamanya karena generasi milenial menilai beban utang yang besar serta sulitnya mendapat hunian dengan harga terjangkau membuat mereka enggan memulai keluarga.

Untuk mendorong angka kelahiran, pemerintah setempat mulai menawarkan insentif uang tunai bagi keluarga yang mendaftarkan kelahiran anaknya pada 2022. 


(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 'Oppa' Nassar-Ayu Ting Ting Memukau 'NCTZen' Korean Wave 2022

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular