Tak Mempan Pandemi, Hermes Bak Kacang Goreng di China

Jakarta, CNBC Indonesia - Aturan pembatasan perjalanan di China ternyata malah membuat lonjakan permintaan barang-barang mewah di sana. Salah satunya dialami Hermes, rumah mode mewah asal Prancis, yang mencatatkan rekor penjualan baru.
Mengutip Jing Daily, pada awal masa pandemi, Hermes membuat dunia terkejut dengan angka penjualan mereka yang luar biasa di pusat perbelanjaan Taikoo Hui, Guangzhou, China. Mereka mencatatkan penjualan senilai US$ 2,7 juta atau lebih dari Rp35 miliar di hari pertama toko produk fesyen mewah itu dibuka kembali setelah lockdown. Tak cuma itu, mereka juga berhasil menjual tas Himalaya Birkin yang terkenal sangat mahal karena berhias emas dan berlian.
Sebenarnya, rekor penjualan tidak mengejutkan di negara seperti China, di mana banyak konsumen rutin membeli barang mewah. Namun, yang menarik, pembelian barang mewah China nampaknya tidak terpengaruh kondisi ekonomi global yang melemah karena krisis kesehatan akibat Covid.
John Lau dari perusahaan logistik CN Logistics mengatakan kenaikan ini muncul karena banyak konsumen China tidak dapat berkunjung ke Eropa, Amerika Serikat atau Jepang untuk membeli produk tersebut karena pandemi. "Produk konsumen kelas atas yang mewah sangat laku di China, karena faktanya orang China tidak dapat melakukan perjalanan ke Eropa, Amerika, Jepang, Dubai," kata Lau, dikutip dari CNBC International, Jumat (7/1/2022).
Dengan pertumbuhan permintaan merek mewah kelas atas, Lau mengatakan ini juga memicu lonjakan permintaan jasa pengiriman yang besar juga.
"Kami percaya konsumen China bisa mendapatkan barang apa yang mereka inginkan dari luar negeri dengan mudah karena kita (sebagai perusahaan logistik) dan e-commerce hadir menyediakan dan memenuhi kebutuhan konsumen," ungkapnya.
Menurut laporan "The New Faces of Chinese Luxury Shoppers", lonjakan konsumen mode mewah pertama kali inilah yang akan bertanggung jawab atas 88% pertumbuhan pasar mode mewah China pada 2021.Menurut laporan penelitian baru dari perusahaan konsultan Oliver Wyman, konsumen produk fesyen mewah ini menyumbang sekitar 81% dari total penjualan sektor barang mewah selama 12 bulan terakhir. Laporan yang dirilis Oktober 2021 tersebut telah mensurvei 3.000 konsumen mode mewah di China. Mereka menemukan bahwa 50% dari kelompok ini membeli barang mode mewah, termasuk pakaian, alas kaki, barang-barang kulit dan aksesoris, untuk pertama kalinya antara Oktober 2020 dan September 2021.
[Gambas:Video CNBC]
Terungkap, Ini Asal Muasal Boks Oranye Hermes yang Ikonik
(hsy/hsy)