
Intip Kafe Gaul Anak Muda Palestina, dari Badan Pesawat
Khamis al-Sairafi dan saudara Ata yang merupakan saudara kembar telah mengubah Boeing 707 tua menjadi kafe dan restoran untuk dinaiki pelanggan.

Khamis al-Sairafi dan saudara Ata yang merupakan saudara kembar telah mengubah Boeing 707 tua menjadi kafe dan restoran untuk dinaiki pelanggan. (AP Photo/Majdi Mohammed)

Ini menjadi berkesan bagi warga Palestina, mengingat sangat jarang warga yang pernah merasakan sensai naik pesawat terbang. (AP Photo/Majdi Mohammed)

''Sekitar 99% orang Palestina tidak pernah menggunakan pesawat terbang. Hanya duta besar, diplomat, menteri, dan walikota kami yang menggunakannya. Sekarang mereka melihat pesawat dan itu sesuatu untuk mereka,'' kata Khamis al-Sairafi.(AP Photo/Majdi Mohammed)

Kafe dan restoran itu diberi nama "Restoran Maskapai Penerbangan Palestina-Yordania dan Kedai Kopi al-Sairafi". Mereka membuka tempat makan dan kongkow di wadi Al-Badhan, Nablus itu pada 21 Juli. (AP Photo/Majdi Mohammed)

Sebelum restoran itu dibuka, pesawat itu mangkrak di tepi jalan raya utama di Tepi Barat utara. Bukan cuma sehari dua hari, namun selama 22 tahun. (AP Photo/Majdi Mohammed)

Khamis dan Ata setuju untuk membelinya seharga USD 100.000 atau sekitar Rp 1,4 miliar pada tahun 1999. Selain itu, mereka merogoh kocek USD 50.000 atau sekitar Rp 722 juta untuk lisensi, izin, dan pengangkutan ke Tepi Barat. (AP Photo/Majdi Mohammed)

Dikutip dari AP, Jumat (27/8/2021), upaya untuk membuka kafe dan restoran di Tepi Barat bukan persoalan mudah. Khamis dan Atta membutuhkan waktu nyaris seperempat abad untuk mewujudkannya, sekitar 22 tahun. (AP Photo/Majdi Mohammed)