Long Covid Buat WHO Khawatir, Penderita Diminta Cari Bantuan

Jakarta, CNBC Indonesia - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memberikan sinyal kekhawatiran terbaru dalam pandemi Covid-19. Badan PBB itu menggulirkan ketakutannya akan sindrom pasca infeksi Covid yang berkepanjangan atau yang biasa disebut Long Covid.
WHO sendiri saat ini masih melakukan penyelidikan atas jumlah pasti warga dunia yang mengalami sindrom ini. Saat ini, WHO juga menyebut bahwa mereka belum memiliki jawaban pasti mengenai berapa lama sindrom ini akan bertahan dalam tubuh pasien.
"Sindrom pasca-Covid ini, atau Long Covid, adalah sesuatu yang sangat dikhawatirkan oleh WHO," sebut Maria Van Kerkhove, pemimpin teknis Covid-19 WHO mengatakan pada konferensi pers yang dikutip Channel News Asia (Can) dikutip Kamis (5/8/2021).
"Kami tidak tahu berapa lama efek ini bertahan dan kami bahkan sedang mengerjakan definisi kasus untuk lebih memahami dan menggambarkan apa sindrom pasca-Covid ini," tambahnya.
Van Kerkhove juga meminta agar para pasien yang mengalami gejala ini untuks egera melaporkan kepada pemerintah ditempat mereka. Pasalnya hal ini penting untuk perawatan dan observasi lebih lanjut.
"Kami menyarankan siapa pun yang menderita efek jangka panjang untuk mencari bantuan," katanya.
Janet Diaz, pemimpin perawatan klinis dalam program kedaruratan WHO mengatakan ada lebih dari 200 gejala yang dilaporkan. "Mereka termasuk nyeri dada, kesemutan dan ruam," katanya pada sesi media sosial langsung WHO pada hari Selasa (3/8/2021).
Diaz mengatakan beberapa pasien memiliki gejala yang berlanjut dengan kondisi yang bisa datang dan pergi. Sementara dilaporkan juga bahwa beberapa yang lain memiliki gejala yang baru muncul setelah sembuh dari fase gejala akut Covid-19.
[Gambas:Video CNBC]
Pernah Kena Covid? Kemungkinan Anda Masih Alami Gejala Ini
(sef/sef)