
Survei Membuktikan Pekerja AS Paling Stres Sedunia

Jakarta, CNBC Indonesia - Pekerja Amerika Serikat disebut paling stres di dunia. Menurut laporan baru Gallup yang bertajuk State of the Global Workplace, terkait kehidupan pekerjaan di dunia dalam satu tahun terakhir. Pekerja AS dan Kanada menempati peringkat tertinggi untuk tingkat stres harian dari semua kelompok yang disurvei.
Sekitar 57% pekerja AS dan Kanada melaporkan merasa stres setiap hari, naik delapan poin persentase dari tahun sebelumnya.
Angka ini sudah sesuai prediksi Jim Harter, kepala ilmuwan tempat kerja Gallup, yang mengatakan kepada CNBC Make It bahwa tingkat stres, kekhawatiran, kesedihan, dan kemarahan setiap hari telah meningkat di kalangan pekerja Amerika sejak 2009. Bahkan Kekhawatiran akan virus, penyakit, ketidakamanan finansial dan trauma rasial semuanya bertambah selama pandemi.
Namun parahnya stres semakin terjadi pada pekerja wanita sejak tahun lalu. Setidaknya 62% wanita yang bekerja di AS dan Kanada melaporkan mengalami stres setiap hari dibandingkan dengan 52% pekerja pria. Hal ini berdampak dari kondisi rumah tangga, mengasuh anak dan rendahnya upah pekerja perempuan akibat pandemi.
Sebaliknya, tingkat stres harian untuk wanita di Eropa Barat turun pada tahun lalu, para peneliti menilai jaring pengaman sosial bagi orang tua dan para pekerja untuk mencegah pengangguran terbukti efektif.
"Di saat engagement dengan pekerja menurun di seluruh dunia, namun justru di AS meningkat menjadi 34%. Ada korelasi antara engagement yang lebih tinggi yang memicu stres lebih tinggi. Hal itu menyebabkan kelelahan. masalah kesehatan mental dan menunjukkan "ketidakseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan sosial, " kata Harter.
Generasi Muda Ingin Lingkungan Tempat Kerja Yang Baik
Berdasarkan penelitian Gallup, generasi muda mengharapkan tempat kerja mereka memberikan nilai lebih dari sekadar gaji. Harter mengatakan bahwa tempat kerja harus memiliki tanggung jawab untuk membantu meningkatkan kesejahteraan karyawan, jika mereka ingin memiliki tenaga kerja yang tangguh, dengan meningkatkan pelatihan dan kinerja serta menarik talenta terbaik.
Menurutnya ada lima elemen tempat kerja yang harus difokuskan untuk meningkatkan kinerja dan membantu karyawan berkembang: kesejahteraan karir, sosial, finansial, fisik, dan peran komunitas.
Harter memberi contoh, stres di masalah finansial karena upah yang tidak adil, atau stres sosial karena lingkungan kerja yang tidak nyaman, dapat berdampak negatif pada kesehatan mental pekerja.
Pemimpin dapat melakukan audit, seperti melalui survei dan kelompok fokus, untuk melihat apakah ada kebijakan, struktur, komunikasi, atau program perusahaan yang berdampak negatif terhadap kesejahteraan karyawan secara keseluruhan.
Dan ketika para pemimpin memperkenalkan program atau manfaat baru, Harter mengatakan para pemimpin harus menghubungkan nilai pekerja dengan "lima elemen itu, sehingga mereka mengerti mengapa Anda memberikan berbagai manfaat, dan lingkungan perkembangan pekerjaan tersebut secara keseluruhan.