Terbaru Guys! 10 Kota Paling Layak Huni di 2021, Ada Jakarta?

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
09 June 2021 13:15
Customers at a cafe enjoy lunch in the sunshine in Christchurch, New Zealand, Sunday, Aug. 9, 2020. New Zealand marked a 100 days of being free from the coronavirus in its communities Sunday, Aug. 9, with just a handful of infections continuing to be picked up at the border where people are quarantined. (AP Photo/Mark Baker)
Foto: AP/Mark Baker

Jakarta, CNBC Indonesia - The Economist Intelligence Unit (EIU) mengeluarkan daftar The Global Liveability Index 2021 yang memperlihatkan 10 kota paling layak huni di dunia meski berada di tengah pandemi. Dilansir dari CNBC International, kota-kota di Asia-Pasifik mendominasi peringkat 10 teratas.

Kota tersebut adalah Auckland, Selandia Baru (96.0); Osaka, Jepang (94.2); Adelaide, Australia (94.0); Wellington, Selandia Baru (93,7). Ada pula Tokyo, Jepang (93.7); Perth, Australia (93.3); Zurich, Swiss (92.8); Jenewa, Swiss (92.5); Melbourne, Australia (92,5); dan Brisbane, Australia (92,4).

Kota metropolitan Auckland di Selandia Baru menduduki peringkat utama karena berhasil menangani Covid-19. Sehingga memungkinkan sekolah, teater, restoran, dan atraksi budaya lainnya tetap buka selama periode survei dari 22 Februari hingga 21 Maret 2021.

Selandia Baru menerapkan penguncian (lockdown) nasional ketat selama beberapa minggu pada 2020 termasuk menutup perbatasan internasionalnya untuk sebagian besar pelancong untuk memperlambat penyebaran virus.

Indeks livability memberi peringkat kota berdasarkan lebih dari 30 faktor kualitatif dan kuantitatif di lima kategori besar. Meliputi stabilitas, perawatan kesehatan, budaya dan lingkungan, pendidikan dan infrastruktur.

Karena pandemi, EIU menambahkan indikator baru. Seperti tekanan pada sumber daya perawatan kesehatan serta pembatasan di sekitar acara olahraga lokal, teater, konser musik, restoran, dan sekolah.

Simon Baptist, kepala ekonom global di EIU, mengatakan dampak Covid-19 cukup jelas dalam peringkat. "Ada perubahan yang cukup besar dalam hal, tentu saja 10 besar, tetapi juga di seluruh peringkat, berdasarkan situasi Covid-19," katanya.

Baptist menjelaskan kota-kota yang di-lockdown atau mengalami lonjakan kasus selama periode survei melihat skor mereka berkurang pada beberapa kriteria. Ini menyebabkan banyak kota Eropa jatuh dari peringkat teratas.

Ini termasuk kota Wina di Austria, yang secara konsisten berada di peringkat teratas selama beberapa tahun terakhir. Kota ini gagal masuk ke 10 besar dan berada di posisi ke-12.

Di sisi lain, kota-kota di Australia, Selandia Baru dan Jepang tetap relatif terbuka, dengan ketersediaan layanan yang baik. Sementara sistem perawatan kesehatan mereka, lanjutnya, tetap tangguh karena jumlah kasus yang relatif rendah.

Ibukota Hawaii, Honolulu, adalah pemenang terbesar dalam indeks ini. Di mana naik 46 tempat ke urutan 14 karena upayanya untuk menahan penyebaran virus corona dan peluncuran vaksin yang cepat.

Taipei berada di urutan ke-33 sementara Singapura berada di urutan ke-34.

Secara rata-rata regional, peringkat Asia jauh di bawah Amerika Utara dan Eropa Barat. Damaskus di Suriah tetap menjadi kota paling tidak layak huni di dunia, dengan Suriah menandai 10 tahun perang saudara tahun ini.

"Asia memiliki beberapa kota paling layak huni di dunia, juga memiliki beberapa kota yang paling tidak layak huni," kata Baptist.

Sementara kota-kota di Australia, Selandia Baru dan Jepang mendominasi posisi 10 besar, tempat-tempat seperti Dhaka, Bangladesh, Karachi, Pakistan dan Port Moresby, ibu kota Papua Nugini, mendekam di posisi paling bawah.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bye Paris-London, Ini Daftar Kota Paling Layak Huni di Dunia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular