Dior Tunjuk Model Transgender Jadi Brand Ambassador China

Lynda Hasibuan, CNBC Indonesia
28 May 2021 12:15
FILE PHOTO: A man walks past a Dior advertisement outside a shopping mall in Wuhan, Hubei province, January 19, 2013. REUTERS/Stringer/File Photo CHINA OUT. NO COMMERCIAL OR EDITORIAL SALES IN CHINA.
Foto: Dior (REUTERS/Stringer)

Jakarta, CNBC Indonesia - Industri fesyen dan kecantikan saat sudah mulai membuka diri untuk kesetaraan gender. Baru-baru ini, rumah mode asal Perancis, Dior pun menggaet sosok model transgender untuk menjadi wajah baru.

Mengutip The Star, Jin Xing adalah model transgender paling terkenal di China sebagai brand ambassador terbaru untuk Dior J'adore. Ini adalah produk parfum khas rumah mode yang sudah berdiri sejak 1946.

Kolaborasi ini pun mendapat respon positif dari para netizen. Mereka menyebut bahwa ini merupakan manuver pemasaran yang hebat karena rumah mode mewah itu melihat pesona unik Jin yang sesuai dengan semangat merek tersebut.

Jin Xing. (Dok:  SCREENGRAB FROM YOUTUBE)Foto: Jin Xing. (Dok: SCREENGRAB FROM YOUTUBE)
Jin Xing. (Dok: SCREENGRAB FROM YOUTUBE)

Melalui akun resmi Sina Weibo disebutkan bahwa rumah mode mewah tersebut menggambarkan Jin Xing sebagai sosok pemberani yang mempunyai passion besar terkait kebebasan. Dalam sebuah video, ia mengatakan bahwa dia mendukung kemandirian perempuan dan individualitas yang beragam yang mewakili dari wewangian.

Sejumlah dukungan muncul d media sosial. Netizen menyebut Dior memilih sosok yang menginspirasi "mengejar impian meskipun jalannnya bergelombang".

"Aku tidak menyukai acaranya atau lidah tajamnya yang suka bergosip tapi ketika dia bilang 'terima dirimu sendiri' di video, itu terasa lebih nyata dan meyakinkan daripada ketika para idol mengatakannya karena kita semua tahu apa yang dilaluinya dalam hidup, ini cocok," kata netizen kepada Global Times.

"Mengejutkan melihat reaksi netizen yang secara umum positif. Jika mereka benar-benar mengapresiasi opini Jin terhadap nilai wanita, ini adalah sesuatu yang memotivasi grup transgender karena menunjukkan bagaimana kami berpikir dan dihormati," kata Li yang merupakan bagian dari komunitas LGBTQ+ di China.

Selain mendukung Jin Xing, banyak yang memuji pemilihannya jadi model parfum Dior sebagai langkah marketing yang bagus. Dikatakan jika produk tersebut menekankan feminitas yang lebih luas.

Meski demikian, banyak pula yang menganggap jika langkah Dior ini cukup berisiko. Karena tidak semua orang menerima transgender di berbagai negara, termasuk China.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article China Ngamuk ke Dior, Ada Apa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular