Heboh Liga Super Eropa "Runtuh", Ramai-ramai Klub Mundur

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
21 April 2021 08:23
Soccer Football - World Cup - Quarter Final - Brazil vs Belgium - Kazan Arena, Kazan, Russia - July 6, 2018  Belgium players celebrate in front of their fans after the match as assistant coach Thierry Henry looks on  REUTERS/Toru Hanai
Foto: Ilustrasi (REUTERS/Toru Hanai)

Jakarta, CNBC Indonesia -Liga Super Eropa (European Super League) terancam "runtuh". Hal ini terjadi pasca sejumlah klub, terutama dari Liga Premier Inggris, menarik diri dari hajatan besar liga sepak bola dunia itu.

Padahal Minggu, panitia sudah mengumumkan 12 tim elit akan bertanding dalam kejuaraan yang disokong JP Morgan tersebut. Namun belum 48 jam dari pengumuman, sejumlah klub mundur karena badan sepak bola resmi Eropa, UEFA, menolak pendirian liga itu dan mengancam sanksi, ke klub dan pemain.

Manchester City, Manchester United, Liverpool, Chelsea, Tottenham dan Arsenal adalah enam dari 12 klub terkemuka yang awalnya mendaftar ke kompetisi itu dan kini mundur. Kini hanya ada enam klub tersisa yakni Real Madrid, Barcelona, Atletico Madrid, AC Milan, Inter Milan dan Juventus

"Klub Sepak Bola Manchester City dapat mengonfirmasi bahwa kami telah secara resmi memberlakukan prosedur untuk mundur dari grup yang mengembangkan rencana Liga Super Eropa," kata klub itu dalam sebuah pernyataan singkat dikutip dari AFP, Rabu (21/4/2021).

Sementara itu Manchester United mengatakan mendengarkan reaksi yang muncul dari penggemar, pemerintah Inggris dan pemangku kepentingan lainnya. Ini membuat klub itu mengambil keputusan resmi untuk tak ikut dalam liga itu.

Hal senada juga dikatakan Liverpool. "Kami tidak menyukainya dan kami tidak ingin itu terjadi. Ini posisi kolektif kami," ujar pentolan klub Jordan Hendersen melalui Twitter.

Presiden UEFA Aleksander Ceferin mengatakan gembira dengan keputusan klub-klub tersebut. Presiden FIFA Gianni Infantino mengeluarkan peringatan keras kepada klub-klub kelas berat yang telah mendaftar ke ESL.

Sementara itu, lebih dari 1.000 penggemar Chelsea juga berkumpul di depan Stamford Bridge. Mereka berdemo tepat sebelum pertandingan Liga Premier hari Selasa melawan Brighton, yang berakhir dengan hasil imbang 0-0.

"RIP Football 1863 - 2021," tulis mereka.

"Diciptakan oleh orang miskin, dicuri oleh orang kaya."

Liga Super Eropa adalah kompetisi raksasa Eropa, untuk menjamin pendapatan dari pertandingan regular melawan satu sama lain tanpa risiko gagal. Ide ini muncul 2009 lalu, saat Presiden Real Madrid, Florentino Perez mengkritik Liga Champions.

Gayung bersambut saat ide ide dibahas dengan bank raksasa Wall Street, JP Morgan Oktober 202. Kompetisi ini disebut memakan biaya tahunan 4,6 miliar pound (sekitar Rp 92,7 triliun).

Ada total 20 klub yang bertanding dengan 15 anggota permanen. Lima tim lain adalah tim yang lolos lewat kompetisi domestik.

Format kandang-tandang juga akan digunakan dalam kompetisi tersebut sebagaimana liga di berbagai negara. Tim yang sudah mendaftar di awal, klub pendiri, akan menerima 3,5 miliar euro untuk mendukung rencana investasi mereka sekaligus insentif menanggulangi dampak pandemi.

"Ini bukan olahraga ketika hubungan antara upaya dan penghargaan tidak ada," kata bos Manchester City Pep Guardiola.

"Ini bukan olahraga ketika kesuksesan sudah dijamin, itu bukan olahraga jika tidak masalah jika Anda kalah."


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Potret Fans Chelsea Demo di Stamford Bridge, Kecam Liga Super

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular