Bunda! Studi Harvard, 7 Cara 'Bentuk' Otak Anak Makin Cerdas

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
13 April 2021 15:30
Mural Edukatif di Pademangan Timur (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Mural Edukatif di Pademangan Timur (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

4. Jelaskan aktivitasnya, bukan orangnya

Saat anak Anda memukul anak orang lain, jangan panggil dia dengan sebutan anak nakal. Bersikaplah spesifik dengan menjelaskan aktivitasnya. Seperti "Berhentilah memukul orang. Itu menyakitinya dan membuatnya merasa kesal. Katakan padanya bahwa kamu minta maaf."

Aturan yang sama berlaku untuk pujian. Jangan menyebut anak baik, tetapi komentari tindakannya. Kata-kata seperti ini akan membantu otaknya membangun konsep yang lebih berguna tentang tindakannya dan dirinya sendiri.

5. Bantu anak-anak untuk meniru orang tua

Pekerjaan rumah atau menyiangi taman biasanya dilakukan oleh orang dewasa. Namun, rupanya anak juga dapat dilibatkan dalam pekerjaan tersebut. Anak-anak belajar secara alami dengan menonton, bermain, dan yang terpenting, dengan meniru orang dewasa.

Ini adalah cara yang efisien untuk belajar, dan memberi mereka rasa penguasaan. Jadi berikan mereka sapu miniatur atau sekop taman atau mesin pemotong rumput mainan dan biarkan anak meniru apa yang orang tua kerjakan.

Namun perlu diketahui anak kecil akan meniru hal baik atau buruk. Jadi, berikan contoh yang baik untuk anak anda.

6. Paparkan anak-anak (dengan aman) kepada banyak orang

Bersama dengan orang-orang yang biasanya ditemui anak, seperti kakek nenek, bibi dan paman, teman, anak lain, cobalah untuk menunjukkan keragaman sebanyak mungkin. Terutama saat mereka masih bayi.

Menurut penelitian, bayi yang berinteraksi secara teratur dengan penutur bahasa yang berbeda dapat mempertahankan kabel otak kritis yang membantu mereka mempelajari bahasa lain di masa depan.

Demikian pula, bayi yang melihat banyak ragam wajah mungkin dapat membedakan dengan lebih baik dan mengingat lebih banyak variasi wajah di kemudian hari. Ini mungkin langkah anti-rasisme paling sederhana yang dapat Anda ambil sebagai orang tua.

7. Puji anak

Anak-anak suka mencoba berbagai hal sendiri tanpa bantuan orang tua, seperti berpakaian atau menyusun teka-teki. Ini bagus. Anda ingin mereka mengembangkan rasa hak pilihan.

Bahkan tindakan yang terlihat seperti perilaku buruk mungkin merupakan upaya anak-anak untuk memahami pengaruhnya terhadap dunia.

Mengetahui kapan harus turun tangan dan kapan harus mundur bisa menjadi tantangan. Tetapi jika Anda selalu hadir, membimbing anak Anda dan mengurus setiap kebutuhannya, mereka tidak belajar melakukan banyak hal sendiri. Terkadang, membiarkan mereka berjuang membangun ketahanan dan membantu mereka memahami konsekuensi dari tindakan mereka.



(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular