Terkuak Dampak Sekolah Online bagi Anak-Orangtua, Simak yah!

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
27 March 2021 12:15
Belasan siswa melakukan kegiatan belajar mengajar sistem online di ruang aula kelurahan Jatirahayu, Bekasi, Jawa Barat. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Belasan siswa melakukan kegiatan belajar mengajar sistem online di ruang aula kelurahan Jatirahayu, Bekasi, Jawa Barat. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Sudah setahun terakhir sejak Maret 2020, masyarakat dunia termasuk Indonesia melakukan aktivitasnya di rumah saja, tak terkecuali anak-anak yang harus merasakan sekolah secara virtual. Namun ternyata ada bahaya mengintai dari pelaksanaan sekolah virtual itu.

Menurut penelitian dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS, pengajaran secara virtual menyebabkan resiko kesehatan mental dan kesejahteraan bagi anak dan orang tua.

Studi itu menyebutkan orang tua yang anaknya melakukan sekolah dari rumah atau kombinasi online serta offline melaporkan risiko 11 dari 17 indikator kesejahteraan anak dan orang tua.

Survey dilakukan dari Oktober dan November 2020 lalu. Subyek berjumlah 1290 orang tua dengan anak berusia 5-12 tahun.

Sekitar 25% dari subyek melaporkan anak-anaknya yang melakukan school from home atau gabungan mengalami kondisi kesehatan mental atau emosional yang memburuk. Jumlah ini dibandingkan hanya 16% orang tua dengan anak mengalami pembelajaran secara langsung, dikutip CNN, Sabtu (27/3/2021).

Pembelajaran dari rumah ini juga berdampak pada kegiatan anak-anak. Subyek penelitian melaporkan anak-anak mereka cenderung fisiknya menjadi kurang aktif, menghabiskan waktu lebih sedikit di luar dan memiliki waktu sedikit bermain dengan teman-temannya.

Namun bukan hanya anak yang terdampak dari penyelenggaraan sekolah online ini. Orang tua pun merasakan hal sama.

Lebih dari setengah subyek atau 54% orang tua dengan anak yang mendapatkan instruksi secara virtual mengakui mendapatkan tekanan emosional. Berbeda dengan anak yang mendapatkan pembelajaran secara langsung yakni sebesar 38%.

Selain itu para orang tua merasakan banyak kekhawatiran, misalnya stabilitas pekerjaan, tantangan mengasuh anak, konflik antara pekerjaan dan mengurus anak, hingga mengalami kesulitan tidur.

Namun school from home tak berdampak negatif bagi semua murid. Untuk sejumlah siswa ini sekolah jarak jauh lebih baik dibandingkan pembelajaran langsung.

Menurut sejumlah peneliti, ada anak-anak yang kemungkinan kesehatan mentalnya menjadi tidak baik saat kembali ke sekolah. Bagi anak yang mengalami bullying di sekolah atau mereka yang bisa mengekspresikan diri di rumah merasa tidak mau kembali ke sekolah.

Presiden Let Grow dan pendiri gerakan Free-Range Kinds, Lenore Skenazy mengatakan alasan sejumlah anak mendapatkan manfaat positif saat awal pandemi. Ini terkait dengan suasana mood saat pembelajaran online, selain itu juga ada peningkatan kemandirian setara keterampilan.

Dia mengingatkan untuk orang tua yang terbiasa anak-anak menghabiskan waktu di sekolah bukan berarti itu yang terbaik.Orang tua yang mengalami kesulitan saat ini diminta Lenore untuk memikirkan masa kecil mereka atau memiliki waktu ekstra anak-anak di luar kelas online.

"Hanya karena kita terbiasa untuk anak-anak bersekolah secara langsung lima hari dalam seminggu dan menghabiskan waktu mereka dalam aktivitas yang diatur orang dewasa bukan berarti itu yang terbaik untuk anak-anak menghabiskan masa kecil mereka," ujarnya.


(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dear Bunda, Begini Syarat Lengkap Sekolah Tatap Muka di 2021

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular