Internasional

Enaknya Singapura: Boleh ke Australia, Bebas Karantina!

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
15 March 2021 09:47
A tourist boat passes by the Marina Bay Sands, Singapore's casino resort, Monday June 13, 2011 in Singapore. Singapore's central bank said last week a survey of analysts shows the economy will likely grow 6.2 percent this year, more than the previous estimate. (AP Photo/Wong Maye-E)
Foto: Marina Bay Sands (AP Photo/Wong Maye-E)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Singapura dan Australia sedang membahas kebijakan "travel bubble". Aturan ini memungkinkan perjalanan warga antara kedua negara tanpa karantina selama pandemi corona (Covid-19).

Dikutip CNBC International, hal ini dibicarakan lantaran keduanya dianggap berhasil menangani pandemi. Travel bubble ini direncanakan akan dimulai pada Juli mendatang.

"Kami sedang bekerja dengan Singapura saat ini, berpotensi untuk gelembung di bulan Juli," kata Wakil Perdana Menteri Australia Michael McCormack, yang juga menteri transportasi, kepada Australian Broadcasting Corporation dikutip Senin (15/3/2021).

Sementara itu hal ini juga diamini luar negeri Singapura, yang menambahkan bahwa negara kota itu sedang mendiskusikan dengan Australia tentang pengakuan bersama atas sertifikat vaksinasi. Termasuk dimulainya kembali perjalanan dengan prioritas bagi pelajar dan pelancong bisnis.

Singapura sendiri mengakui ingin sekali menghidupkan kembali industri perjalanan dan pariwisatanya. Setelah mengendalikan infeksi Covid-19, mereka secara sepihak telah mengurangi persyaratan karantina untuk pelancong dari Australia dan beberapa negara lain, seperti Selandia Baru dan China.

Namun dibalik itu, ada juga travel bubble yang gagal diadakan oleh negara yang dikepalai Presiden Halimah Jacob itu. Travel bubble Singapura-Hong Kong yang direncanakan untuk dimulai November lalu, terhenti setelah Hong Kong mengalami kebangkitan infeksi Covid-19.

Singapura sendiri mencatatkan 60 ribu kasus Covid-19 dan 30 kematian selama pandemi. Saat ini negara itu saat ini mencatatkan penambahan kasus harian yang kecil dan hampir rata-rata penambahan itu terjadi dari kasus impor.

Australia pun tak kalah berhasilnya. Negara dengan 25 juta penduduk itu hanya mencatatkan 29 ribu kasus dan 909 kematian.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Singapura Jadi Negara Paling Lelah di Dunia, Apa Alasannya?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular