
Kepala Babi Biang Kerok, Ini Asal Corona Kata China

Jakarta, CNBC Indonesia - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) masih gagal menemukan asal usul corona (Covid-19). Meski para ahli telah diterjunkan ke kota Wuhan di China hingga awal pekan lalu, tak ada jawaban pasti apakah penyebab pandemi yang telah menewaskan dua juta orang di dunia itu.
Otoritas kesehatan China pun berulang kali mengatakan bahwa Covid-19 yang pertama kali mewabah di ibu kota Hubei itu, kemungkinan berasal dari luar negeri. Beijing menyebut, kepala babi dan makanan laut impor adalah penyebabnya.
Beberapa peneliti dan otoritas kesehatan dunia sebenarnya mempertanyakan tentang makanan beku sebagai rute penularan virus. Namun, untuk meyakinkan argumentasinya, China telah menangguhkan impor produk dan meluncurkan pemeriksaan, pengujian, serta desinfeksi pada kemasan dan kontainer yang masuk ke Negeri Panda.
Melansir South China Morning Post, ilmuwan China menyebut virus Sars-CoV-2 yang menyebabkan penyakit Covid-19 tiba di Pasar Grosir Makanan Laut Huanan di kota Wuhan melalui impor makanan beku yang disebutnya "transmisi cold-chain". Pasar Huanan dipercaya 'sarang awal' penyebaran corona di ibu kota provinsi Timur China tersebut.
Teori itu bahkan ditampilkan dalam konferensi pers di Wuhan awal pekan kemarin. "Sars-CoV-2 dapat bertahan dalam kondisi yang ditemukan dalam makanan beku, kemasan dan produk rantai dingin," kata Liang Wannian, pejabat Komisi Kesehatan Nasional yang memimpin misi di sisi China, dikutip CNBC Indonesia, dikutip Senin (15/2/2021).
Liang juga mengatakan virus itu, mungkin saja telah menyebabkan infeksi di luar negeri sebelum wabah di Wuhan. Tetapi mereka belum diidentifikasi.
Sebenarnya Beijing telah berulang kali menekankan ke dunia internasional bahwa corona tak berasal dari China. Pemerintah Xi Jinping menyebut hanya karena virus itu pertama kali terdeteksi di Wuhan bukan berarti kota itu serta merta menjadi tempat kemunculannya.
Sementara itu, Daniel Lucey, seorang spesialis penyakit menular di Georgetown University Medical Center di AS, mengatakan bahwa transmisi cold-chain sepertinya bukan penjelasan yang memungkinkan. Menurutnya harus memerlukan studi perbandingan.
"Kenapa Wuhan dulu? Dari semua pasar makanan laut di China dan Asia dan di seluruh dunia, bagaimana rantai makanan dingin itu akhirnya menyebabkan wabah pertama kali di Wuhan?," kata dia mempertanyakan.
Meski begitu Dale Fisher, seorang dokter penyakit menular di National University of Singapore (NUS) mengatakan teori China sebenarnya bisa dipertimbangkan. Ia menilai sangat masuk akal bagi tim WHO untuk mempertimbangkan teori tersebut.
"(Namun), teori cold-chain transmission benar-benar muncul dengan gagasan bahwa 'ada wabah yang terjadi di pabrik pengolahan daging di negara lain'. Tetapi sangat tidak mungkin ada penyebaran penyakit yang meluas terjadi sebelum di Wuhan," jelasnya.
Sebelumnya hipotesis umum, bahwa corona ditularkan ke manusia melalui hewan perantara memang sempat disampaikan tim WHO di Wuhan. Akan tetapi penelitian lebih lanjut tentang peran potensial produk cold chain belum dilakukan.
Kelelawar sering disalahkan atas penyebaran corona. Tapi dalam konferensi pers pekan lalu, WHO menyebut corona bisa saja dari banyak hewan lainnya, termasuk kelinci.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jangan Kaget! Ilmuwan "Ubah" Jantung Babi Buat Manusia