Warning WHO! Vaksinasi Tak Merata Bisa Sebabkan Bencana

Monica Wareza, CNBC Indonesia
23 January 2021 16:10
Sindiran WHO untuk Negara Kaya Pemborong Vaksin (CNBC Indonesia TV)
Foto: Sindiran WHO untuk Negara Kaya Pemborong Vaksin (CNBC Indonesia TV)

Jakarta, CNBC Indonesia - Upaya vaksinasi yang dilakukan banyak negara di dunia untuk menanggulangi Covid-19, tidak serta merta jadi jalan keluar mengatasi pandemi memberikan jalan keluar. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengingatkan ketidakmerataan vaksinasi di seluruh negara dunia justru menjadi masalah berikutnya justru bisa menimbulkan bencana baru.

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan tidak adil bagi penduduk muda dan sehat dari negara kaya mendapatkan suntikan vaksin, sedangkan banyak penduduk dengan usia yang sama dari negara miskin hidup dalam kerentanan terinfeksi virus dan sulit untuk mengakses vaksin.

"Saya harus terus terang: dunia berada di ambang bencana kegagalan moral - dan harga dari kegagalan ini akan dibayar dengan nyawa dan mata pencaharian di negara termiskin di dunia," kata Tedros pekan ini.

Dia mengatakan ketidakadilan muncul ketika negara kaya dan maju memborong vaksin, sedangkan negara miskin kesulitan mendapatkan vaksin. Hal ini dinilai akan merugikan karena akan mendorong kenaikan harga vaksin dan mendorong penimbunan vaksin.

"Pada akhirnya, tindakan ini hanya akan memperpanjang pandemi, pembatasan yang diperlukan untuk mengatasinya, serta penderitaan manusia dan ekonomi," kata dia.

Untuk itu dia menegaskan akan berkomitmen penuh skema berbagi vaksin global melalui lembaga nirlaba Covax yang akan mulai diluncurkan bulan depan.

"Tantangan saya kepada semua negara anggota adalah memastikan bahwa pada saat Hari Kesehatan Dunia tiba pada 7 April, vaksin Covid-19 telah diberikan di setiap negara, sebagai simbol harapan untuk mengatasi pandemi dan ketidaksetaraan dari begitu banyak tantangan kesehatan global," jelas dia.

Saat ini sebanyak 180 negara di dunia telah menandatangani prakarsa dengan Covax, termasuk Indonesia, untuk mendapatkan akses vaksin.

Lembaga ini didukung oleh WHO dan kelompok advokasi vaksin internasional. Tujuannya mempersatukan negara-negara menjadi satu blok sehingga mereka memiliki kekuatan lebih untuk bernegosiasi dengan perusahaan pembuat vaksin.

Sebanyak 92 negara yang semuanya berpenghasilan rendah atau menengah akan mendapatkan vaksinasi mereka yang dibayarkan dengan dana yang disponsori pendonor.

"Kami telah mendapatkan dua miliar dosis dari lima produsen, dengan opsi lebih dari satu miliar dosis lebih banyak, dan kami bertujuan untuk memulai pengiriman pada Februari," tandasnya.


(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Wanita Ini 'Auto Sultan' Usai Vaksin Covid, Dapat Rp10 M

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular