Bikin Repot, Negara Ini Bakal Larang Warga Mabuk-mabukan

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
29 December 2020 14:25
Men toast with their glasses of wine at a restaurant in Phnom Penh, Cambodia, October 18, 2018. REUTERS/Samrang Pring
Foto: Pengunjung bersulang dengan segelas anggur di sebuah restoran di Phnom Penh, Kamboja, 18 Oktober 2018. REUTERS / Samrang Pring

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Afrika Selatan (Afsel) Cyril Ramaphosa pada Senin (28/12/2020) menyatakan akan melarang setiap penjualan minuman beralkohol selama pandemi. Ia akan meminta semua bar untuk tutup.

Dilansir Associated Press, Ramaphosa menganggap bahwa perubahan perilaku mabuk yang disebabkan minuman beralkohol dapat menggenjot penyebaran virus corona baru ini. Selain itu kecelakaan akibat perilaku sembrono yang dihasilkan alkohol bisa menambah repot fasilitas kesehatan dan tenaga medis.

"Perilaku sembrono akibat keracunan alkohol telah berkontribusi pada peningkatan penularan. Kecelakaan dan kekerasan terkait alkohol menekan unit gawat darurat rumah sakit kami," kata Ramaphosa dalam pidato di seluruh negeri.

"Seperti yang harus kami lakukan pada hari-hari awal penguncian, kami sekarang harus meratakan kurva untuk melindungi kapasitas sistem perawatan kesehatan kami agar dapat merespons gelombang baru infeksi ini secara efektif."

Selain itu presiden 68 tahun itu juga menyuarakan keprihatinannya terhadap angka konfirmasi positif Covid-19 yang terus menanjak di negara tuan rumah piala dunia 2010 itu.

"Hampir 27.000 warga Afsel diketahui meninggal karena Covid-19. Jumlah infeksi virus korona baru meningkat pada tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya. Lebih dari 50.000 kasus baru telah dilaporkan sejak Malam Natal," jelasnya.

Sebelumnya Asosiasi Medis Afsel mengingatkan bahwa sistem kesehatan berada di ambang kewalahan oleh kombinasi jumlah pasien Covid-19 yang tinggi serta dari orang-orang yang membutuhkan perawatan segera dari insiden terkait alkohol.

Banyak pertemuan melibatkan konsumsi alkohol dalam jumlah tinggi, yang pada faktanya seringkali meningkatkan kasus trauma seperti kekerasan, kecelakaan, dan aksi kriminal lainnya.

"Afrika Selatan memiliki sejarah penyalahgunaan alkohol dan pesta minuman keras yang sangat tinggi, terutama selama akhir pekan. Di wilayah tertentu yang banyak menimbulkan kasus trauma, penganiayaan, kecelakaan kendaraan bermotor dan kekerasan dalam rumah tangga," kata Ketua Asosiasi Medis, Angelique Coetzee.

Selain angka insiden terkait alkohol, negeri di selatan benua Afrika ini juga sedang memerangi varian Covid-19 yang menurut para ahli medis lebih menular daripada biasanya. Varian ini telah mendominasi di banyak bagian negara itu.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ada Alkohol Pakai Campuran Tinja Gajah, Berani Coba?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular