
Billie Eilish Mengidap Sindrom Tourette, Sindrom Apakah Itu?

Jakarta, CNBC Indonesia - Penyanyi yang memulai debutnya dengan lagu 'Ocean Eyes' baru-baru ini mengkonfirmasi dirinya mengidap Sindrom Tourette. Hal tersebut ia sampaikan melalui akun Instagram story miliknya, @billieeilish.
Pada 27 November 2020, Billie Eilish mengkonfirmasi bahwa dia menderita sindrom Tourette dan bahwa didiagnosis dengan gangguan tersebut ketika dirinya masih kecil.
"Saya tidak pernah menyebutnya (Sindrom Tourette saya) di internet karena tidak ada yang mengiranya. Selain fakta, saya tidak pernah ingin orang memikirkan Tourette setiap kali mereka memikirkan saya," tulis Eilish di Instagram story-nya melansir Billboard, dikutip Minggu (20/12/2020).
Sindrom Tourette adalah kelainan neurologis yang menyebabkan seseorang mengalami gangguan tics (tremor) berupa gerakan atau suara berulang yang tidak terkendali. Dalam kasus Eilish, dia menunjukkan gangguan tics pada fisiknya, bukan verbal.
Pelantun "When the Party's Over" itu melanjutkan dengan menyebutkan bagaimana kelainannya telah menjadi bagian konstan dalam hidupnya sejak dia masih kecil.
"Saya telah belajar sendiri cara menekan tics saya dan teknik tertentu untuk membantu (menguranginya) agar tidak mengganggu saya dalam situasi tertentu," tulisnya.
Dengan adanya sindrom Tourette yang diderita oleh Billie Eilish, tak membuat Eilish patah semangat dalam berkarya. Penyanyi berusia 19 tahun itu telah membuat sejarah di Grammy Awards tahun ini. Dia didaulat menjadi penyanyi solo termuda yang pernah mendapatkan penghargaan Album Terbaik tahun ini (Album of The Year).
Eilish menyapu kategori teratas di Grammy Awards, sebagai Artis Baru Terbaik (Best New Artist), Lagu Terbaik Tahun ini (Song of the Year), dan Album Terbaik (Album of the Year).
Tahun depan, Eilish akan merilis sebuah film dokumenternya. Film dokumenter tersebut akan tayang pada 26 Februari 2021 mendatang yang akan dirilis oleh Apple TV+.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit atau Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menjelaskan, Sindrom Tourette adalah suatu kondisi sistem saraf, yang menyebabkan orang mengalami tics.
Tics bisa diartikan sebagai kedutan, gerakan atau suara tiba-tiba yang dilakukan orang berulang kali. Orang yang mengalami tics tidak bisa menghentikan tubuhnya.
"Misalnya seseorang mungkin berkedip terus menerus, atau seseorang mungkin membuat suara mendengus terus menerus," tulis CDC dalam laman resminya, dikutip CNBC Indonesia Minggu (20/12/2020).
Gejala sindrom Tourette biasa mulai muncul saat usia anak-anak dari 5-10 tahun. Gejala pertama yang sering muncul adalah tics motorik yang biasanya terjadi di daerah kepala dan leher.
Gejala tics ini biasanya memburuk dalam kondisi stres atau menyenangkan. Gejala akan membaik ketika pengidapnya tenang atau fokus pada suatu aktivitas. Gejala ini bisa membaik atau sebaliknya menjadi kronis saat dewasa.
Hingga saat ini belum ada obat untuk menyembuhkan sindrom Tourette. Namun, tersedia beberapa pengobatan dan perawatan untuk mengelola gejala tics yang muncul.
Berbagai jenis tics yang diderita oleh Sindrom Tourette:
- Tics Motorik
Tics Motorik identik dengan gerakan tubuh. Contoh gerakan motorik termasuk berkedip, mengangkat bahu, atau menyentakkan lengan.
- Tics Vokal
Tics Vokal adalah suara yang dibuat seseorang. Contohnya termasuk bersenandung, berdehem, atau meneriakkan kata atau frasa.
Tics juga terbagi lagi dalam dua kategori, yakni sederhana atau kompleks. Tics Sederhana biasanya hanya melibatkan beberapa bagian tubuh. Contohnya termasuk menyipitkan mata atau mengendus.
Sementara Tics yang kompleks biasanya melibatkan beberapa bagian tubuh yang berbeda dan dapat memiliki pola. Contohnya adalah menganggukkan kepala sambil menyentakkan lengan, lalu melompat.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Siap-Siap Film Dokumenter Billie Eilish Dirilis 2021