Mengenal Bell's Palsy yang Disebut Efek Samping Vaksin Corona

Lynda Hasibuan, CNBC Indonesia
16 December 2020 11:38
Virus Outbreak Vaccine New Orleans

Jakarta, CNBC Indonesia - Belakangan penyakit Bell's palsy atau kelumpuhan pada otot wajah menjadi perbincangan. Penyakit ini dikabarkan berpotensi timbul ketika seseorang diberi vaksin virus corona baik Pfizer maupun Moderna.

Dilansir dari CNBC International dari BPOM AS (FDA), ada empat kasus Bell's palsy di antara 43.000 peserta vaksin Pfizer. Kondisi serupa juga ditemukan di empat dari 30.000 peserta uji klinis Moderna.

Laporan meyakinkan bahwa mereka menerima vaksin dan bukan plasebo. Dalam uji coba vaksin, placebo alias 'vaksin palsu' biasanya memang digunakan pula untuk uji coba untuk membandingkan efek ke kedua kelompok penerima yang berbeda.

Peserta yang divaksinasi mengalami kelumpuhan itu antara 22 hari dan 32 hari setelah inokulasi. "Dua dari kasus Bell's palsy di antara kelompok vaksin Moderna telah 'terselesaikan' sementara satu kasus masih berlangsung hingga laporan ini dibuat," tulis staf FDA seraya menekankan belum ada yang pasti soal hubungan kausal dengan vaksin.

Lantas apa sebenarnya penyakit Bell's palsy ini?

Mengutip Mayo Clinic, sebuah organsas nirlaba kedokteran AS, Bell's palsy adalah kelumpuhan pada otot wajah yang menyebabkan salah satu sisi wajah tampak melorot. Kondisi ini dapat muncul secara tiba-tiba, namun biasanya tidak bersifat permanen. Gejala Bell's palsy hanya terbatas pada otot wajah dan sebagian besar penderita dapat pulih sepenuhnya dalam 6 bulan.

Penderita penyakit ini umumnya mengalami peradangan pada saraf wajah, sehingga otot wajah menjadi lemah dan bentuk wajah menjadi berbeda. Bell's palsy dapat dialami oleh siapapun, namun lebih sering terjadi pada orang-orang berusia 15 hingga 60 tahun.

Gejala

Tanda dan gejala Bell's palsy datang secara tiba-tiba. Penyakit ini bisa membuat wajah lemah dan kesulitan membuat ekspresi.

Selain itu ada gejala lain seperti:

-Mengeces

-Nyeri di sekitar rahang atau di dalam atau di belakang telinga di sisi yang terkena.

-Peningkatan kepekaan terhadap suara di sisi yang terpengaruh.

-Sakit kepala

-Kehilangan rasa

-Perubahan jumlah air mata dan air liur yang Anda hasilkan

-Dalam kasus yang jarang terjadi, Bell's palsy dapat memengaruhi saraf di kedua sisi wajah Anda.

Halaman 2>>

Penyebab

Meskipun penyebab pasti Bell's palsy tidak jelas, tapi hal ini sering kali terkait dengan infeksi virus. Sejumlah virus yang telah dikaitkan dengan Bell's palsy termasuk virus yang menyebabkan:

-Luka dingin dan herpes genital (herpes simplex)

-Cacar air dan herpes zoster (herpes zoster)

-Mononukleosis menular (Epstein-Barr)

-Infeksi sitomegalovirus

-Penyakit pernapasan (adenovirus)

-Campak jerman (rubella)

-Gondongan (virus gondongan)

-Flu (influenza B)

-Penyakit tangan-kaki-dan-mulut (coxsackievirus)

Faktor Risiko

Bell's palsy lebih sering terjadi pada orang yang hamil, terutama pada trimester ketiga, atau yang berada di minggu pertama setelah melahirkan. Ini juga bisa menyerang seseorang yang menderita infeksi saluran pernapasan atas, seperti flu atau pilek, pemderita diabetes atau komplikasi

Kasus ringan Bell's palsy biasanya menghilang dalam waktu satu bulan.Pemulihan dari kasus yang lebih parah yang melibatkan kelumpuhan total bervariasi.

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular