Jakarta, CNBC Indonesia - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) belum lama ini memberikan pedoman bagi masyarakat yang ingin berolahraga di tengah pandemi Covid-19. WHO menyebut bahwa olahraga yang direkomendasikan yakni selama 150 menit atau 2,5 jam setiap minggunya.
Sebelumnya, WHO merekomendasikan agar orang dewasa berusia 18- 64 tahun melakukan setidaknya 150 menit olahraga sedang atau minimal 75 menit olahraga berat setiap minggu, dan rekomendasi sebelumnya dibuat untuk orang dewasa yang sehat. Rekomendasi baru sekarang mencakup orang yang hidup dengan kondisi kronis atau cacat.
"Aktif secara fisik sangat penting untuk kesehatan dan kesejahteraan dan ini dapat membantu membantu Anda umur panjang. Setiap gerakan diperhitungkan, terutama sekarang karena kami mengelola kendala pandemi COVID-19. Kita semua harus bergerak setiap hari dengan aman dan kreatif," kata Direktur Jenderal WHO Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus dikutip Selasa (1/12/2020).
Terlepas dari itu, WHO memiliki beberapa prinsip dan menganjurkan agar masyarakat mau berolahraga dengan aktif, apa pun gerakannya. Seseorang dapat memulai olahraga dari yang paling ringan sampai meningkatkan frekuensi, intensitas, dan durasi dari waktu ke waktu.
Simak Pedoman WHO >> Halaman Selanjutnya
Olahraga Khusus Anak-Anak dan Remaja
Anak-anak hingga usia 17 tahun setidaknya berolahraga sedang hingga berat setiap hari selama 60 menit. Sebagian besar aktivitasnya harus aerobik, seperti jogging, bersepeda dan aktivitas yang memperkuat otot serta tulang juga diperlukan.
Agar anak-anak menjadi lebih aktif, perlu bagi mereka menganggap olahraga seperti aktivitas menyenangkan, kata Dr. Stephanie Walsh, direktur medis Kesehatan Anak di Children's Healthcare of Atlanta.
Jika orangtua mampu mendorong anak-anak untuk berolahraga dengan mempertimbangkan kesehatan mental mereka, mungkin lebih efektif, ketimbang menjelaskan dampak kesehatan fisik kepada anak-anak.
Olahraga untuk orang dewasa
Untuk orang dewasa hingga usia 64 tahun, sebaiknya lakukanlah aktivitas aerobik sedang setidaknya 150 hingga 300 menit, atau minimal 75 menit hingga 150 menit latihan aerobik berat, per minggu. Ini dapat mengurangi risiko kematian dini, penyakit jantung, hipertensi, kanker, dan diabetes tipe 2.
Pedoman tersebut juga merekomendasikan bahwa orang dewasa yang lebih tua, usia 65 dan lebih tua, melakukan setidaknya 150-300 menit latihan intensitas sedang atau 75 atau 150 menit latihan aerobik berat sepanjang minggu. Latihan yang memperkuat semua otot harus dilakukan setidaknya dua kali seminggu.
Saran bagi wanita hamil dan nifas
Tetap aktif selama dan setelah kehamilan
memiliki manfaat bagi ibu dan bayi, termasuk penurunan risiko diabetes gestasional, komplikasi persalinan, dan depresi pasca persalinan.
Jika wanita hamil dan pascapersalinan tidak memiliki kondisi atau komplikasi yang mendasarinya, mereka harus mendapatkan setidaknya 150 menit aktivitas aerobik dan penguatan sedang setiap minggu.
Peregangan bisa bermanfaat dan menenangkan
Namun, wanita hamil harus memastikan bahwa mereka terhidrasi, menghindari aktivitas yang berisiko secara fisik dan waspada terhadap tanda peringatan yang akan mengingatkan mereka untuk berhenti. Itu termasuk rasa pusing, kontraksi yang menyakitkan atau pendarahan vagina.
Pedoman untuk orang dengan kondisi kronis
Direktur Eksekutif Asosiasi Kebijakan dan Praktik Kesehatan Masyarakat untuk AS, Regina Davis mengungkapkan, beberapa orang dengan kondisi kronis memiliki tantangan dalam melakukan beberapa jenis dan jumlah aktivitas fisik.
Mereka juga diimbau untuk menghindari aktivitas fisik secara bersamaan karena adanya kekhawatiran mengenai risiko penyakit. Di antara orang-orang dengan penyakit seperti kanker dan penyakit jantung mereka bisa melakukan aerobik sedang setidaknya 150 hingga 300 menit per minggu atau setidaknya 75 hingga 150 menit aerobik berat setiap minggu.
Tips untuk penyandang disabilitas
Untuk anak-anak disabilitas menurut WHO, mereka bisa disamakan dengan anak tanpa disabilitas. Namun, pertimbangkan juga antara manfaat dan risikonya.
Pedoman untuk orang dewasa juga berlaku untuk orang dewasa penyandang disabilitas. Bagi penyandang disabilitas dewasa, aktivitas gerak atai berolahraga dapat meningkatkan fungsi fisik dan kognitif, kekuatan dan kualitas hidup.