
Demi Ekonomi, Pemprov Bali Ajukan Pinjaman Rp 9,7 T ke Pusat

Jakarta, CNBC Indonesia - Di tengah ketidakpastian akhir pandemi, sektor pariwisata Bali terus mencari cara untuk tetap bertahan. Baru-baru ini, Pemerintah Provinsi Bali berniat untuk melakukan pinjaman lunak (soft loan) kepada pemerintah pusat.
Pinjaman lunak tersebut digunakan sebagai modal kerja bagi pengusaha di sektor pariwisata dan pendukung pariwisata di Bali. Adapun pinjaman yang diharapkan sebesar Rp 9,7 Triliun atau 7% dari kontribusi devisa Bali terhadap negara.
"Kami mengajukan pinjaman lunak jumlahnya Rp 9,7 triliun. Kami ambil dari komisi di perusahaan tahun 2019. Ini untuk menggerakkan ekonomi daerah terutama sektor pariwisata," kata Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati di Program Power Lunch CNBC Indonesia Jumat (13/11/2020).
Dia menuturkan bahwa sektor pariwisata memiliki peran penting dalam perekonomian Indonesia dan Bali. Bagaimana tidak, dari total penerimaan devisa pariwisata nasional sebesar 55,36 persen dikontribusikan oleh Provinsi Bali.
Selain itu, adanya ajuan ini diharapkan dapat mendukung upaya pemulihan pariwisata nasional,. Ini mengingat besarnya peranan Bali terhadap pariwisata nasional.
"Ini usulan yang diajukan sektor pariwisata agar pengusaha dapat memiliki penghasilan tiap bulan. Ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengusaha untuk dapat bertahan pada masa pandemi dan upaya peningkatan daya saing Bali saat Covid-19," kata dia.
Sementara itu, alokasi pinjaman lunak ini berdasarkan kontribusi pengusaha terhadap Pajak Hotel dan Restoran (PHR); Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Hiburan di tahun 2019. Mekanisme penyaluran ini dapat melalui perbankan di bawah koordinasi OJK dengan memperhatikan aspek kehati-hatian.
Jangka waktu pinjaman yakni selama maksimal 10 tahun dengan grace period selama 2 tahun dengan suku bunga rendah atau tanpa suku bunga.
(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Intip Geliat Industri Biji Kopi Bertahan Saat Pandemi Corona