Internasional

'Malapetaka' di Penjara, Thailand Batal Bebas Corona

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
04 September 2020 08:36
A helicopter carrying rescued schoolboys flies past a Thailand national flag in Chiang Rai, Thailand, July 9, 2018. REUTERS/Tyrone Siu
Foto: REUTERS/Tyrone Siu


Jakarta, CNBC Indonesia - Thailand mendeteksi kasus Covid-19 baru yang ditularkan secara lokal pertama sejak akhir Mei, menghentikan 100 hari berturut-turut tanpa penularan di negara tersebut.

Kasus baru yang muncul pada Kamis (3/9/2020) dikonfirmasi berasal dari seorang narapidana penjara di Bangkok tak lama setelah penahanan.

Menurut pejabat kementerian kesehatan Thailand, riwayat pasien menunjukkan bahwa dia tinggal bersama keluarganya yang terdiri dari lima orang dan bekerja sebagai disc jockey (DJ) sebelum dimasukkan ke penjara. Namun ia tidak memiliki sejarah bepergian ke luar negeri.

Tidak ada resiko infeksi langsung di antara narapidana lain, sebab semua narapidana baru dikarantina selama periode 14 hari. Otoritas kesehatan juga sedang melacak semua kontak pasien yang berisiko tinggi.

Penularan lokal menunjukkan bahwa virus telah menyebar tanpa terdeteksi di sebuah wilayah selama beberapa waktu, memicu kekhawatiran gelombang wabah lain. Rantai transmisi lokal tersembunyi serupa juga telah dilaporkan di Vietnam dan Selandia Baru.

"Kami tidak bisa terus berada di nol kasus selamanya, tetapi begitu kami mendeteksi kasusnya, kami akan bertindak cepat untuk menahan penyebarannya," kata Suwannacha Wattanayingcharoenchai, direktur jenderal Departemen Pengendalian Penyakit di Kementerian Kesehatan Thailand, dalam sebuah pengarahan, ditulis dari Bloomberg.

"Tidak perlu panik. Kami hanya perlu mengikuti pedoman jarak sosial. Jika kita berpuas diri, kemungkinan besar kita akan menemukan lebih banyak kasus."


Kemunculan kembali virus dapat menggagalkan rencana Thailand untuk secara bertahap membuka kembali pantai populer dan situs budaya untuk pengunjung asing mulai bulan depan. Perbatasan negara tetap tertutup untuk sebagian besar pengunjung, dan hampir semua yang masuk harus menjalani karantina selama 14 hari di fasilitas atau hotel yang dikontrol negara.

Sementara itu, pemerintah Thailand secara bertahap mencabut sebagian besar pembatasan pada bisnis dan layanan untuk menghidupkan kembali ekonomi yang berada di jalur kontraksi sebesar 8,5% tahun ini.

Thailand, yang sedang berada dalam keadaan darurat sejak akhir Maret, sejauh ini telah melaporkan 3.428 kasus positif, 58 kematian, dan 3.277 berhasil sembuh, dengan hanya 93 pasien yang masih dirawat di rumah sakit.

Pemerintah sekarang dapat memperketat beberapa langkah pengendaliannya untuk mengekang penyebaran di masyarakat lokal. Pada Kamis, pejabat kementerian kesehatan Thailand menyarankan operator dan pelanggan bar dan klub serta tempat hiburan lainnya untuk mengikuti pedoman kesehatan.

"Ada trade-off antara kesehatan dan ekonomi dan kasus ini mungkin membuat trade-off sedikit lebih sulit," kata Tim Leelahaphan, ekonom di Standard Chartered Pcl di Bangkok.

"Tapi kami perlu mempertimbangkan masuknya kembali turis asing pada satu titik karena pariwisata domestik lemah dan tidak cukup untuk mengimbangi kejatuhan."

Saat ini secara global, berdasar data Worldometers, ada 26 juta orang telah terinfeksi corona. Angka kematian berjumlah 872 ribu sedangkan yang kembali sembuh 18 ribu orang.



(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dear Travelers, Thailand Siap Buka Phuket Mulai 1 Juli 2021

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular