Lifestyle

Wow! Kelompok Baby Boomer Bakal Ubah China, Ini Buktinya

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
02 September 2020 12:50
A heart-shaped Chinese flag installation ahead of the 70th founding anniversary of People's Republic of China is seen on a street in Shanghai, China, September 26, 2019. REUTERS/Aly Song
Foto: Warga melintas di depan bn berbentuk hati menjelang peringatan ke-70 pendiri Republik Rakyat China di Shanghai, Cina (26/9/2019). (REUTERS / Aly Song)

Jakarta, CNBC IndonesiaPara baby boomer atau orang-orang yang lahir pada tahun 1960-an, dipastikan akan membawa perubahan besar pada tren konsumsi di China. Itu dikarenakan generasi ini lebih sadar dalam memenuhi hal-hal penting seperti kebutuhan perawatan kesehatan, sehingga mereka akan lebih banyak mengalokasikan dana ke sektor ini saat pensiun, kata Credit Suisse dalam laporannya.

"Para baby boomer ini lebih sadar dalam memenuhi kebutuhan perawatan kesehatan mereka, dan itu akan mengarah pada perubahan yang sangat tajam dalam tren di negara ini," kata Will Stephens, kepala strategi kuantitatif dan sistematis Asia Pasifik di bank tersebut, Selasa (1/9/2020).

Selain sektor kesehatan, efek dari populasi yang menua tersebut juga akan terasa di sektor asuransi, perjalanan dan e-commerce, menurut laporan itu. Mengutip CNBC International, ada 1.500 konsumen paruh baya dan lansia di China yang terlibat dalam survei untuk laporan Credit Suisse tersebut.

 

Dalam laporan tersebut, Stephens mengatakan perubahan signifikan itu juga dipengaruhi oleh porsi kelompok baby boomer yang besar. Bahkan jumlahnya terbesar dalam sejarah atau sekitar 245 juta orang China. Oleh karenanya, perbedaannya dibandingkan dengan generasi pensiunan saat ini akan sangat besar, paparnya.

"Saya pikir perbedaan utama di sini adalah skala dan ukuran generasi baby boomer China saat ini yang akan pensiun dalam 10 tahun mendatang," katanya. "Generasi boomer ini tumbuh dewasa tepat di titik puncak perubahan China menjadi tren pertumbuhan terbesar dalam sejarah. Jadi mereka memiliki pola konsumsi yang sangat berbeda, kepentingan yang berbeda dari apa yang kita lihat di antara para pensiunan saat ini,"

Dalam laporan, juga dibahas soal kekurangan dari sistem jaminan sosial perawatan kesehatan China saat ini. Di mana dari hasil survei diketahui bahwa 39% generasi baby boomer memperkirakan rencana jaminan sosial perawatan kesehatan yang ada tidak akan cukup memenuhi kebutuhan mereka.

"Jelas ada kekhawatiran di antara kelompok ini tentang memiliki jaring pengaman itu," katanya. "Banyak minat pada produk asuransi, dan pada saat yang sama kami juga melihat hal ini kemungkinan akan bertindak sebagai katalisator untuk reformasi lebih lanjut dalam sistem jaminan sosial di China seperti peningkatan transfer saham milik negara, sehingga berpotensi mengangkat batas ekuitas di antara dana pensiun pemerintah."

Pergeseran ini juga disebut dipengaruhi oleh meningkatnya jumlah orang kaya di China seiring perkembangan pesat ekonomi negara itu. Laporan itu menyebut bahwa produk domestik bruto (PDB) per kapita China melonjak dari US$ 2.100 menjadi US$ 10.000 dalam 10 tahun terakhir.

 

"Dengan US$ 10.000, kelas menengah telah mulai muncul di China dan mereka memiliki banyak alasan untuk membayar asuransi," kata analis dalam laporan tersebut, sebelum menambahkan bahwa China menjadi salah satu "perlindungan terbesar" di Asia untuk bisnis asuransi jiwa dan kesehatan.

"Hasilnya, ada potensi besar untuk pengembangan asuransi komersial di masa depan, termasuk pensiun." tegasnya.

Dari survei itu juga diketahui bahwa generasi baby boomer China lebih memilih layanan medis berkualitas tinggi. Dari data diketahui bahwa tingkat pertumbuhan tahunan gabungan pendapatan rumah sakit swasta mencapai 23,9% antara tahun 2014 sampai 2018, melebihi 10,4% yang terjadi di rumah sakit umum.

"Kami percaya bahwa rumah sakit swasta yang terintegrasi dan canggih kemungkinan besar mendapat manfaat dari populasi lansia yang sadar kualitas," kata laporan itu.

Sektor makanan sehat juga akan diuntungkan perubahan ini, kata laporan Credit Suisse. Lembaga ini memperkirakan pertumbuhan tahunan di sektor ini akan lebih dari 7% untuk beberapa tahun mendatang.

Sektor itu diperkirakan bernilai 340 miliar yuan (US$ 49,8 miliar) atau setara sekitar 20% dari penjualan global, kata bank tersebut. Angka itu naik dari 17% pada 2017.

"Meskipun adopsi China untuk makanan kesehatan masih dalam tahap awal, kami yakin hal itu akan mengikuti tren negara-negara maju, khususnya yang menyerupai tetangga Asia termasuk Jepang dan Korea, dalam jangka panjang," kata laporan itu.


(res)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Cara China Genjot Vaksinasi Corona: dari Telur sampai Voucher

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular