Kekayaan Penduduk New York Hilang Rp 4.907 T

Lynda Hasibuan, CNBC Indonesia
07 August 2020 11:37
Patung Liberty di New York, Amerika Serikat pada 27 Juni 2018 (REUTERS/Brendan McDermid)
Foto: Patung Liberty di New York, Amerika Serikat pada 27 Juni 2018 (REUTERS/Brendan McDermid)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kekayaan penduduk kota terkaya di Amerika Serikat (AS) New York menyusut sekitar US$ 336 miliar (Rp 4.907 triliun) atau 13%, dalam satu tahun terakhir.

Hal ini juga diperburuk oleh dampak dari krisis akibat pandemi virus corona (Covid-19) pada tahun 2020.

Penurunan tersebut dilakukan pada 30 Juni dan membandingkannya dengan tahun lalu. Laporan dirilis oleh perusahaan riset Webster Pacific dan New World Wealth pada Rabu (5/8/2020) sebagaimana ditulis Bloomberg, Jumat (7/8/2020).

Sementara San Francisco, kota terkaya kedua di negara itu, bertahan lebih baik. Total uang yang hilang lebih kecil dari New York, sekitar US$ 105 miliar atau 5% dari kekayaannya.

New York dan San Francisco selama ini menjadi kota terkaya di AS. Keduanya memiliki kekayaan di atas total $ 2 triliun.

Ini disusul Los Angeles, Chicago, Houston, Dallas, Atlanta. Lalu D.C, Seattle dan Boston.

Sementara menurut laporan tersebut, jumlah pengangguran, penurunan saham dan nilai properti kelas atas menyebabkan penurunan 9% dalam total kekayaan yang dimiliki di AS selama paruh pertama tahun 2020.



Meskipun termasuk yang paling terpukul oleh Covid-19, AS bernasib lebih baik daripada negara lain di tahun ini. Penurunan kekayaan masih dikisaran 9%, dibandingkan secara global 14%.

Di sejumlah negara, angkanya bahkan lebih dalam. Rusia dan Brasil misalnya, menembus 20%, menurut penulis laporan itu Andrew Amoils.

AS masih menjadi negara terkaya di dunia dengan selisih dikategorikan baik. Pada 30 Juni, orang yang tinggal di AS memiliki total US$ 58 triliun atau sekitar 30% dari seluruh kekayaan di seluruh dunia.

Rata-rata mereka memiliki aset bersih senilai US$ 178.000 per orang. Ini menjadikan AS negara kelima di dunia dalam kekayaan per kapita, di belakang Monaco, Luksemburg, Swiss dan Australia.





(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga Sandwich Makin Mahal di New York, Ini Biang Keladinya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular