
Ramai-ramai Ritel Fesyen Tutup Toko di 2020

Jakarta, CNBC Indonesia - Pembatasan sosial akibat pandemi Covid-19 memperburuk keadaan sejumlah ritel fesyen. Maka, tak jarang, mereka yang sudah tertinggal jauh dari bisnis online terpaksa harus memangkas karyawan bahkan tutup.
Di 2020, sedikitnya ada 7 merek besar yang memilih menutup gerainya di seluruh dunia. Berikut rinciannya sebagaimana dilansir CNBC Indonesia dari Asiaone.
1.Aldo
Pada bulan Mei, dilaporkan bahwa Aldo telah mengajukan perlindungan kebangkrutan dari kreditor di Kanada. Merek alas kaki asal Kanada ini memiliki lebih dari 3.000 toko di sekitar 100 negara.
"Kami membuat kemajuan kuat dengan transformasi bisnis kami untuk mengatasi tantangan ini, namun, dampak pandemi Covid-19 telah memberi terlalu banyak tekanan pada bisnis kami dan arus kas kami," kata David Bensadoun, CEO Aldo.
2.H&M
H&M telah mengumumkan akan menutup 170 toko di seluruh dunia tahun ini, atau sekitar 40% dari tokonya. Lokasi yang terkena dampak pasti belum diumumkan.
Merek fesyen asal Swedia ini melaporkan penurunan 50% penjualan selama kuartal kedua 2020. Karena toko-toko ditutup selama penguncian di seluruh dunia.
3. Esprit
Pada bulan April, perusahaan pakaian Esprit mengumumkan penutupan semua toko Asia pada 30 Juni. Singapura adalah salah satu negara yang terkena dampak, bersama Malaysia, Hong Kong, Makau dan Taiwan.
Namun, hal ini tak berlaku bagi China. Penutupan tersebut merupakan bagian dari inisiatif restrukturisasi perusahaan untuk memfokuskan sumber daya dan restrukturisasi ulang operasi di tengah pandemi.
"Ini (Covid-19) memaksa kami untuk melihat kontribusi semua pasar terhadap kinerja grup," kata Anders Kristiansen, CEO Esprit.
4. Victoria Secret
Victoria Secret berencana untuk menutup 250 toko di AS dan Kanada secara permanen dalam beberapa bulan mendatang. Hal ini akan terjadi setidaknya hingga 2022.
"Akan ada lebih banyak pada tahun 2021 dan mungkin sedikit lebih banyak pada tahun 2022," kata Chief Financial Officer Victoria Secret, Stuart Burgdoerfer.
![]() Model Victoria's Secret berpose saat acara tahunan merek victoria Secret. Reuters/ Mike Segar |
5. Gap
Pengecer pakaian AS, Gap, telah menyatakan akan menutup 5 dari 8 tokonya di Hong Kong. Keputusan itu dibuat untuk memfokuskan sumber daya mereka pada saat itu dan tidak ada hubungannya dengan hal lain.
Perusahaan juga melaporkan kerugian kuartalan sekitar US $ 1 miliar (S $ 1,4 miliar) pada bulan Juni.
![]() GAP |
6. Guess
Merek pakaian Amerika Serikat, Guess, berencana untuk menutup sekitar 100 toko di seluruh dunia. Terpukulnya bisnis karena pandemi membuat langkah ini diambil.
Untuk mengurangi kerugiannya, Guess telah merumahkan karyawan. Guess juga mengurangi gaji manajemen.
7. Inditex (Zara)
Pemilik Zara, Inditex akan menutup 1.200 toko di seluruh dunia pada tahun 2021. Sebagai gantinya akan fokus pada perluasan toko yang lebih besar.
Perusahaan juga berencana untuk mendorong bisnis online. Pengecer pakaian asal Spanyol itu menargetkan seperempat penjualan didapat dari online pada tahun 2022.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Departemen Store Mewah Ini Bangkrut, Tak Kuat Dihajar Corona?