Lifestyle
Duh! Remaja Ini Bunuh Diri karena Main Saham

Jakarta, CNBC Indonesia - Seorang remaja berusia 20 tahun yang menjadi pedagang saham (trader), mengakhiri hidupnya sendiri setelah saldo investasinya berubah menjadi negatif US$ 730.000 bulan lalu.
Akibat itu, anggota parlemen Amerika Serikat (AS) mendesak pihak pembuat aplikasi tempat remaja itu berinvestasi untuk meningkatkan perlindungan pada aplikasinya. Aplikasi investasi yang digunakan remaja itu disebut Robinhood.
"Ini seharusnya tidak pernah terjadi," kata Lauren Underwood kepada CNN Business, Selasa (14/7/2020).
Remaja pengguna aplikasi Robinhood yang melakukan bunuh diri bernama Alex Kearns. Bulan lalu keluarganya mengatakan bahwa Kearns meninggal karena bunuh diri pada 12 Juni setelah kebingungan melihat angka investasinya negatif di aplikasi trading yang membidik investor milenial itu. Namun, tidak jelas faktor apa yang menyebabkan kematiannya.
Underwood, seorang Demokrat yang mewakili distrik Illinois tempat tinggal orang tua Kearns, telah menyampaikan keberatannya lewat surat kepada Robinhood. Dalam surat itu Underwood menyatakan memiliki keprihatinan serius tentang kurangnya perlindungan di platform perdagangan senilai US$ 8,6 miliar itu. Surat itu juga ditandatangani oleh Senator Illinois Dick Durbin dan Tammy Duckworth.
Menanggapi surat itu, Robinhood mengatakan akan bekerja sama dengan anggota parlemen. "Kami melakukan tanggung jawab kami untuk pelanggan kami dengan serius dan akan bekerja sama dengan Perwakilan dan Senator untuk menjawab pertanyaan dan masalah mereka," kata seorang juru bicara dalam sebuah pernyataan, sebagaimana dilaporkan CNN.
Sebelumnya pada bulan lalu, Robinhood telah mengumumkan rencana untuk meningkatkan tatap muka dengan penggunanya sebagai tanggapan atas kematian Kearns. "Kami secara pribadi hancur oleh tragedi ini," kata Vlad Tenev dan Baiju Bhatt, co-CEO Robinhood, dalam sebuah posting blog.
Pada saat itu, perusahaan juga mengumumkan rencana untuk memberikan sumbangan senilai US$ 250.000 kepada American Foundation for Suicide Prevention dan mendesak orang-orang yang berada dalam krisis untuk mencari bantuan.
Tragedi ini menarik perhatian luas pada potensi risiko dari booming free trading seperti yang disediakan oleh Robinhood. Apa lagi aplikasi semacam itu umumnya melayani para investor muda dan pemula, yang tidak paham betul soal instrumen investasi yang rumit dan dampaknya.
"Saya melihat itu sebagai resep untuk bencana," kata Underwood kepada CNN Business. "Robinhood telah merancang platform yang terasa sangat mirip video game ... Ini bukan game. Ini kehidupan nyata."
DISCLAIMER: Berita atau artikel ini tidak bertujuan menginspirasi tindakan bunuh diri.
Pembaca yang merasa memerlukan layanan konsultasi masalah kejiwaan, terlebih pernah terbersit keinginan melakukan percobaan bunuh diri, jangan ragu bercerita, konsultasi atau memeriksakan diri ke psikiater di rumah sakit yang memiliki fasilitas layanan kesehatan jiwa.
Berbagai saluran telah tersedia bagi pembaca untuk menghindari tindakan bunuh diri. Misalnya Tim Pijar Psikologi melalui https://pijarpsikologi.org/konsulgratis.
[Gambas:Video CNBC]
Ada Pandemi, THR Lebih Baik Buat Investasi atau Dana Darurat?
(res)