Internasional

WHO: Kasus Harian Covid-19 Global Kembali Rekor

Lynda Hasibuan, CNBC Indonesia
02 July 2020 11:12
WHO: Covid-19 Masih Merajalela
Foto: WHO: Covid-19 Masih Merajalela

Jakarta, CNBC Indonesia - Pandemi global virus corona (Covid-19) semakin menggila. Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) mengatakan pada hari Rabu (1/7/2020), jumlah kasus harian melonjak melebihi 160.000 setiap hari dalam sepekan terakhir dan ini menjadi sebuah rekor.


Ketua WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan bahwa lebih dari setengah dari semua kasus yang tercatat sejak virus corona baru pertama kali muncul di Cina akhir tahun lalu terdaftar pada Juni. "Selama seminggu terakhir, jumlah kasus baru telah melebihi 160.000 pada setiap hari. Sekitar 60% dari semua kasus sejauh ini telah dilaporkan hanya dalam sebulan terakhir," katanya dikutip dari CNA.

Data dari badan kesehatan PBB menunjukkan bahwa jumlah tertinggi kasus Covid-19 harian pernah tercatat terjadi pada 28 Juni. Ketika itu lebih dari 189.500 kasus baru terdaftar di seluruh dunia. Sebelum 25 Juni, kasus harian hanya melampaui 160.000 dua kali. Sementara kasus harian tidak melewati angka 100.000 hingga 18 Mei.

WHO memperingatkan bahwa wabah ini belum berakhir dan memperingatkan agar tetap menjaga jarak dan kesehatan. Tedros menegaskan bahwa mengambil pendekatan komprehensif adalah cara terbaik untuk mengendalikan virus.

"Temukan, pisahkan, uji, dan rawat untuk setiap kasus. Telusuri dan karantina setiap kontak. Lengkapi dan latih petugas kesehatan dan berikan pendidikan dan pemberdayaan masyarakat untuk melindungi diri mereka sendiri dan orang lain ... Bukan jarak fisik saja ... Bukan gunakan masker saja ... Lakukan semuanya," katanya.



Sementara itu, melalui Kepala Unit Penyakit dan Zoonosis WHO, Dr Maria Van Kerkhove, lembaga PBB ini mengatakan sejumlah negara yang berhasil menahan laju pandemi corona mengalami serangan baru virus saat pembukaan kembali. Namun sayangnya, WHO tak tegas menyebut negara mana saja yang harus melakukan lockdown.

"Beberapa negara yang telah berhasil menekan transmisi dan buka kembali, sekarang mungkin mengalami kemunduran," ujarnya ditulis CNBC International.

"(Pemerintah negara itu) mungkin harus melakukan intervensi lagi, Mungkin harus melakukan apa yang kita sebut "lockdown" lagi."

Ia pun mengatakan, hanya ada beberapa negara yang mampu merespon perkembangan sekarang ini dengan efektif. Negara itu, kata dia, sebelumnya memiliki pengalaman buruk dengan virus sebelumnya yakni SARS di 2003 dan MERS di 2013.

Namun di sejumlah negara, pembukaan kembali membuat kasus terlihat menjadi sangat luar biasa. Karenanya ia meminta pemimpin negara segera mengambil alih, untuk menuntaskan masalah ini.

"Belum terlambat untuk membalikkan keadaan," katanya mengingatkan.

"Kami melihat negara-negara yang berada dalam situasi luar biasa bisa membalikkan keadaan ... Belum terlambat menggunakan pendekatan komprehensif ini."

Dari data John Hopkins University, ada total 10,5 juta kasus Covid-19 secara global. Di mana terdapat 512.331 kematian secara akumulatif.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kalem! Ini yang Harus Dilakukan Bila Tertular Covid Omicron

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular