Obati Covid-19, China Terinspirasi Buku Medis Berusia 18 Abad

Lynda Hasibuan, CNBC Indonesia
29 June 2020 11:22
In this March 13, 2020 photo, bowls containing prescriptions for traditional Chinese medicine preparations are stacked on a counter at the Bo Ai Tang traditional Chinese medicine clinic in Beijing. With no approved drugs for the new coronavirus, some people are turning to alternative medicines, often with governments promoting them. (AP Photo/Mark Schiefelbein)
Foto: Obat Tradisional China (AP/Mark Schiefelbein)

Jakarta, CNBC Indonesia - Salah satu perawatan paling terkenal dari China adalah pengobatan tradisional. Hal tersebut terinspirasi dari teks buku medis yang berusia 1.800 tahun.



Setidaknya, inilah yang terjadi pada kapsul Lianhua Qingwen. Bahkan saat ini obat tersebut juga digunakan untuk merawat pasien corona di negeri Tirai Bambu.



"Pendapatan penjualan dari kapsul Lianhua Qingwen hampir dua kali lipat pada kuartal pertama tahun ini. Kami terus mendorong produk agar terdaftar dan dijual di luar negeri," kata Wu Xiangjun, manajer umum Shijiazhuang Yiling Pharmaceutical, yang memproduksi obat, dalam pertukaran tertulis dengan South China Morning Post. 



Awalnya, kapsul ini dikembangkan pada tahun 2003 untuk mengobati sindrom pernapasan akut (SARS). Kapsul mengekstrak 13 esensi herbal berdasarkan resep yang berasal dari teks-teks medis klasik yang ditulis selama dinasti Han (206 sebelum Masehi).



Saat Covid-19 mewabah, kapsul itu menjadi bagian dari terapi standar nasional China untuk pasien Covid-19, bersama dengan dua formula obat tradisional Tiongkok lainnya. Bahkan, Kedutaan China juga mengirimkannya ke pelajar-pelajar asal negara itu yang berada di luar negeri bersama masker dan tisu desinfektan.

Obat ini sekarang dijual seharga US $ 24 (Rp 343 ribu) di situs e-commerce eBay di Inggris. Sedangkan di China harga sekitar 25 yuan (Rp 57 ribu).



"Kami mendapat lebih banyak permintaan dari pasien yang meminta pengobatan tradisional Tiongkok untuk mengobati penyakit umum seperti flu dan diare setelah pandemi dimulai," kata Mandy Zuo, seorang dokter yang bekerja di rumah sakit umum di kota Tianjin.



Meski hingga kini Covid-19 belum memiliki obat, obat tradisional menjadi alternatif pasien. Ini berhasil mendorong saham perusahaan yang terdaftar di Shenzhen itu meroket 148% tahun ini menjadi 30,58 yuan.


Kendati sukses, perusahaan obat tradisional China sebenarnya masih menghadapi beberapa tantangan besar. Sebagian besar ilmuwan dan dokter masih ragu tentang kemanjuran obat tradisional itu karena mereka belum melewati uji klinis yang ketat yang dapat berfungsi sebagai bukti dalam pengobatan modern.



Meskipun Beijing telah mendorong untuk memodernisasi pengobatan tradisional melalui penerbitan standar baru, tidaklah cukup untuk menebus ketidakbenaran ilmiah. Hal ini setidaknya dikatakan Nature, salah satu jurnal ilmiah paling bergengsi di dunia.




"Jika obat tradisional China ingin mendapatkan kepercayaan dari dunia Barat, itu harus membuktikan nilai klinisnya dengan melewati uji klinis, standar yang ditetapkan oleh dunia Barat dan diikuti oleh sebagian besar dunia," kata Zhang Jialin, seorang analis perawatan kesehatan di ICBC Internasional.



Sejauh ini, kapsul Lianhua Qingwen telah disetujui untuk dijual di Brasil, Indonesia, Kanada, Mozambik, Singapura, Rumania, Ekuador, serta Hong Kong dan Makau.




(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Heboh Obat Corona Sudah Ditemukan di RI, Benarkah?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular